LPK Darma Memastikan Turut Membiayai Mahasiswa Magang ke Jepang

Jumat, 25 September 2020 – 03:01 WIB
LPK Darma memfasilitasi pemberangkatan mahasiswa magang ke Jepang. Foto: dok LPK

jpnn.com, DENPASAR - Direktur LPK Darma dari Group Stikom Bali Dede Haryadhy membenarkan program mahasiswa magang ke Jepang dan kuliah sambil kerja di Taiwan merupakan inisiasi lembaganya bersama Stikom Bali.

Sarana itu dibuat dan ditujukan demi menciptakan mahasiswa mandiri dalam menghadapi era globalisasi dan industri 4.0 di masa mendatang.

BACA JUGA: Tentang Kampus Merdeka: Mahasiswa Magang 3 Semester

Karena itu, Dede membantah adanya isu miring yang menyatakan lembaga yang dipimpinnya telah menelantarkan mahasiswa dan dituding menipu.

Pasalnya LPK Darma dan Stikom Bali turut memberikan apresiasi kepada semua peserta. Seperti membantu pembiayaan dan tempat tinggal asrama bagi mereka yang akan berangkat.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gatot Nurmantyo Minta Penayangan Film Pengkhianatan G30S PKI, Alumni PA 212 Bicara Klaster Maut

Dede menjelaskan selama ini LPK Darma dan Stikom Bali telah memberangkatkan mahasiswa ke Jepang dan semua baik-baik saja tidak ada masalah.

“Pada 18 September 2019 tahun lalu, LPK Darma (Stikom Bali Group) telah menutup sesi pelatihan bahasa Jepang dan memberangkatkan 10 peserta magang ke Jepang yang disaksikan dan dilepas oleh Kadisnaker dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda di Aula ITS Stikom Bali Renon Denpasar,” jelas Dede.

BACA JUGA: Kemnaker Bakal Perbanyak Job Fair Bagi Alumni Magang Jepang  

Dia mengatakan ketika kemudian ada mahasiswa yang belum berangkat karena terkendala visa dari negara tujuan lalu menyudutkan institusi pendidikan Stikom Bali dan LPK Darma dengan informasi yang tidak benar adalah perbuatan yang tidak etis. Dia mempersilakan membuktikan tudingan itu.

Dia tidak terima karena ada yang sampai menuduh LPK Darma menipu dan menelantarkan mahasiswa.

Bahkan pimpinan LPK Darma ini sempat bingung dan heran dengan tuduhan yang tidak jelas tersebut. Dede mengaku selama ini pihaknya selaku lembaga pelatihan sudah memberikan dan menyiapkan kebutuhan para calon peserta.

Menutup kekurangan biaya mereka agar bisa terbang ke Jepang atau Taiwan dan menempatkan mereka di tiga asrama terbaik selama ini.

“Saya selaku pemimpin di LPK Darma merasa heran dan merasa aneh. Menipunya di mana gitukan? Kemudian menelantarkan anaknya di mana? Dibilang nipu, orang kita dan Pak Bupati Floris Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon yang menutupi kekurangan biaya mereka. Lalu menelantarkan anaknya di mana?” ungkap Dede melalui keterangan tertulisnya baru-baru ini.

Menurut Dede, pihak LPK Darma sudah memberikan fasilitas penginapan bagi calon peserta melalui tiga asrama yang cukup mewah dan berada di Keboiwo Mahendratdatta dan Batanghari di Bali.

“Jadi di mana menelantarkannya. Tiga asrama yang semuanya menurut ukuran kami lebih daripada cukup dan mewah. Bahkan dulu ketika mereka baru masuk, seprei, bantal kasur kami berikan. Saya cukup heran dan bingung jika ada para pihak yang menyebutkan LPK Darma menipu, membohongi dan menelantarkan. Tolong tunjukkan di mana menipu dan membohonginya biar jelas,” tegas Dede.

Diketahui sebelumnya, polemik tuduhan yang menerpa LPK Darma dan Stikom Bali bermula dengan adanya pelaporan dari peserta Flores Timur (Flotim) yang belum bisa berangkat untuk magang ke Jepang.

Pihak yang kecewa lalu membawa keluhan mereka ke ranah hukum dan melaporkan LPK Darma ke Polresta Denpasar.

Para pelapor tersebut antara lain, Laurensius Diaz Riberu, Emanuel Teli Kedang, Hermanus Woka Hera, Servasius Yubelium Bilib dan Magdalena Junita Letor.

Kelimanya mengaku mewakili sembilan orang mahasiswa lainnya yang kecewa dan menuding LPK Darma melakukan penggelapan dan penipuan.

Tuduhan itu juga sempat dibantah oleh pihak LPK Darma melalui kuasa hukumnya Fredrik Billy, Kaspar Gambar, Derry Firmansyah dan Lonny Rihi melalui kantor Advokat Billy dan rekan.

Billy dan Rekan menjelaskan kendala yang dihadapi adalah para perserta tersebut belum bisa berangkat karena terkendala visa yang dikeluarkan oleh pihak otoritas negara terkait, dan hal itu tidak bisa diintervensi oleh pihak PLK Darma maupun Stikom Bali.

“Mereka sebenarnya sudah sangat paham dengan keberadaan dan kondisi mereka dibandingkan dengan yang sudah berangkat keluar negeri. Karena mereka sejak awal telah diberikan berbagai macam kursus dan pelatihan untuk program keluar negeri. Namun, untuk masuk ke Universitas Taiwan, pihak LPK Darma melalui kerja sama Stikom Bali tidak dapat mengintervensi kampus yang ada di sana. Semua mengikuti aturan dari otoritas negara tujuan,” ungkap Billy. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler