LPS Sebut Suku Bunga Kredit Akan Turun, Jika...

Rabu, 03 Maret 2021 – 21:27 WIB
LPS Sebut suku bunga kredit akan turun jika. Ilustrasi Foto : Ricardo/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih mengatakan, cepat atau lambat suku bunga kredit akan menurun. Menurut dia, kegiatan usaha yang semakin membaik karena pola konsumsi masyarakat juga membaik.

"Kegiatan usaha akan pulih dan bahkan meningkat," ujar Lana melalui keterangan persnya di Jakarta, Rabu (3/3).

BACA JUGA: LPS: Hati-hati dengan Tawaran Cashback, Ini Sebabnya...

Lana menuturkan, LPS sebagai salah anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terus bersinergi guna mendorong penurunan suku bunga kredit.

Menurut dia, LPS berkomunikasi dan berkoordinasi, membahas kondisi makro dan mikro di sektor keuangan terkait kemungkinan penurunan suku bunga kredit.

BACA JUGA: Perkuat Sinergi Kebijakan Pemulihan Ekonomi, LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan

"Kami memonitor suku bunga kredit ini bagaimana cara mendorong untuk turun, sehingga menurunkan suku bunga pinjaman atau suku bunga penjaminan, kami akan sinergikan terlebih dulu," kata Lana.

Lana menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi suku bunga kredit, seperti belum stabilnya permintaan kredit, karena kegiatan usaha yang belum menunjukkan konsistensi.

Selain itu, beberapa kegiatan usaha mulai menggunakan giro. Pengusaha masih menggunakan uang sendiri bukan kredit yang dikeluarkan oleh bank.

"Hal ini yang belum bisa mentransmisikan ke suku bunga kredit karena para pelaku usaha masih menggunakan lebih banyak giro. Saya kira, vaksin memang menjadi harapan bagi kegiatan usaha," ujar Lana.

Ke depan, kata dia, jika efektifitas vaksin meningkat maka menjadi faktor positif yang membuat kegiatan usaha pulih. Pengusaha pada akhirnya menggunakan kredit.

"Pasti mereka akan meminta kredit pada bank, di saat kredit mulai membaik, di situ mungkin perbankan juga akan mulai memberikan relaksasi terhadap suku bunga kreditnya," katanya.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh LPS, efektifitas penurunan suku bunga simpanan ke suku bunga kredit, berselang satu hingga dua triwulan. Tetapi dengan kondisi pandemi seperti sekarang, mungkin perlu waktu lebih lama lagi atau sekitar tiga triwulan.

Lana mengatakan, melihat kondisi simpanan yang masih tumbuh sekitar 10 persen, maka menunjukkan simpanan masih terus meningkat. Lana menyebutkan pada Januari dan Februari simpanan tumbuh 11 persen.

"Kalau likuiditas ini masih cukup banyak di perbankan, maka mau tidak mau tren penurunan suku bunga pasar masih berlanjut," ucap dia.

LPS, kata Lana akan melihat bagaimana penurunan suku bunga pada Februari akan direspons oleh pasar.

"Kalau memang dimungkinkan turun, nanti akan ada ruang untuk turun," ujar Lana.

Dia meyakini, jika permintaan kredit mulai membaik, maka akan mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit. Oleh karena itu, mengerek konsumsi masyarakat menjadi upaya yang krusial.

Menurut dia, secara historis jika melihat PDB, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55 persen.

"Dulu sebelum pandemi, masyarakat konsumtif, jika melihat kontribusi dari konsumsi rumah tangga. Jadi kekuatan ekonomi kita itu sebetulnya di konsumsi rumah tangga," kata Lana. (mcr10/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler