jpnn.com, JAKARTA - Kinerja Presiden Joko Widodo dinilai berhasil selama 10 tahun memimpin Indonesia berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, pada Selasa (24/9).
LSI Denny JA menjawabnya dengan empat prinsip. Pertama, penilaian harus berbasiskan riset dan data.
BACA JUGA: Denny JA: Isu Gibran Dinasti Politik Akan Basi
Kedua, penilaian harus komprehensif, tak hanya satu bidang saja, tetapi aneka dimensi sekaligus: ekonomi, politik, hukum dan sosial.
Ketiga, dibandingkan tahun pertama Jokowi memerintah dan tahun terakhir (2014 VS 2024).
BACA JUGA: Denny JA Ungkap Alasan Prabowo-Gibran Bisa Menang Satu Putaran di Pilpres 2024
Keempat, kali ini data yang digunakan hanya data yang diberikan oleh lembaga internasional kredibel saja, mulai dari World Bank, Heritage Foundation hingga Transparancy Internasional.
Hasil analisisnya terdapat 3 rapor biru, 1 rapor merah, 3 netral. Secara menyeluruh, selama 10 tahun memerintah, Jokowi lebih banyak berhasil," jelas peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam rilis hasil survei, Selasa (24/9/2024).
BACA JUGA: Denny JA: Politikus Harus Lebih Rileks Menilai Survei Pilpres
Selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari 2014 hingga 2024, Indonesia mengalami berbagai perubahan, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial.
"Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa aspek, terutama dalam hal PDB, kebebasan ekonomi, dan kemajuan sosial melalui Social Progress Index," katanya.
Menurut Ardian Sopa, dengan mempertimbangkan data yang tersedia, masa kepemimpinan Jokowi bisa dinilai berhasil secara keseluruhan, terutama dalam menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di masa depan.
"Jika hanya dinilai dari satu sudut saja, misalnya, indeks demokrasi, memang rapor Jokowi merah. Jika hanya dinilai dari satu sisi lain, produk domestik bruto, rapor Jokowi biru. Jika hanya satu sisi lain yang ingin dinilai, misalnya, indeks korupsi, rapor Jokowi netral," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi