LSI Denny JA Beber Alasan 5 Partai Ini Sulit Terkonsolidasi

Rabu, 06 Juli 2022 – 21:59 WIB
Direktur CPA-LSI Denny JA, Ade Mulyana saat mengungkapkan setidaknya ada 4 alasan Gerindra, PKB, NasDem, PKS, dan Demokrat sulit berkoalisi pada Pemilu 2024 di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (6/7) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan empat alasan Partai Gerindra, PKS, PKB, Partai NasDem dan Partai Demokrat sulit bergabung dalam sebuah koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Direktur CPA-LSI Denny JA Ade Mulyana mengatakan pertama, adalah kesulitan dalam menentukan leader antara Prabowo Subianto, Surya Paloh, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

BACA JUGA: Deklarasi Dukungan Buat Erick Thohir Maju Pilpres 2024 Menggema dari Tanah Pasundan

Terlebih di belakang AHY tentu ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Ini tidak mengecilkan peran tokoh PKB dan PKS, tetapi kira-kira dari tiga tokoh ini agak sulit juga menentukan siapa yang mau mengalah dipimpin oleh salah satu tokoh ini," kata Ade Maulana saat konferensi pers saat pemaran hasil survei terkait “Tiga Poros Utama Pilpres 2024 di Era Digital” di Jakarta, Rabu (6/7).

BACA JUGA: PAN Akui Airlangga Punya Kapasitas untuk Maju Pilpres

Menurut dia, meskipun Prabowo Subianto sudah berkali-kali mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres, tetapi masih ada Surya Paloh, serta AHY yang memiliki SBY yang dua kali menjabat presiden di belakangnya. 

"Jadi, agak sulit sebetulnya di antara tiga tokoh ini (Prabowo, Surya Paloh, AHY), untuk dipimpin salah satunya," lanjutnya.

BACA JUGA: PP Muhammadiyah Apresiasi Gagasan ICMI Muda Jelang Pilpres 2024

Kedua, belum tuntasnya pemilihan terkait siapa capres dan cawapres yang akan diusung.

"Meningat dari tiap partai sudah memiliki tokoh masing-masing yang ingin diunggulkan menjadi capres dan cawapres," jelasnya.

Ade menyebutkan Prabowo Subianto sebagai capres harga mati bagi Partai Gerindra.

Lalu, Partai NasDem mengusulkan tiga nama, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Andika Perkasa sebagai bakal capres  dalam rakernas beberapa waktu lalu. Tak hanya itu, ada AHY yang minimal bisa diusung menjadi cawapres dari Partai Demokrat. 

Kemudian, Muhaimin Iskandar yang juga bisa maju sebagai cawapres dari PKB.

Ketiga, masih adanya kemungkinan antara partai tersebut bergabung ke poros yang sudah ada. Dia menyampaikan ada kemungkinan Partai Gerindra dan PKB bergabung dengan PDIP. Selain itu, ada kemungkinan Partai Demokrat dan PKS bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang di dalamnya ada Partai Golkar, PAN dan PPP. 

Keempat, adalah terkait posisi Partai Gerindra yang berada di atas angin. 

“Pasalnya, Gerindra hanya membutuhkan satu partai untuk mendapatkan tiket pertarungan di Pilpres 2024," pungkasnya.

Adapun metodologi Survei Tiga Poros Utama Pilpres 2024 di Era Digital yang dilakukan oleh LSI Denny JA adalah multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.200 orang.

Teknik pengumpulan datanya juga dilengkapi wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner dan riset kualitatif hingga 5 Juli 2022. Survei yang dilakukan sejak 24 Mei-7 Juni 2022 ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pilpres 2024   LSI Denny JA   Partai   Gerindra   PKS   PKB   NasDem   Demokrat   SBY  

Terpopuler