LSI Nilai Jokowi-Hatta Sebagai Pasangan Ideal

Minggu, 03 November 2013 – 21:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia mewacanakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Menteri Koordinator Perekenomian Hatta Rajasa sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014 ideal.

Peneliti LSI Ardian Sopa mengatakan pihaknya memprediksi bahwa capres yang diusung poros tengah jilid II merupakan tokoh nasional. Sedangkan cawapresnya berasal dari tokoh Islam. Hal ini dikarenankan ketokohan, pamor dan dukungan tokoh nasionalis lebih kuat dibanding tokoh Islam.

BACA JUGA: 62 Juta Data Pemilih Masih Bermasalah

"Di luar capres Golkar (Aburizal Bakrie) dan Capres PDIP (Megawati Soekarnoputri) hanya ada tiga tokoh nasionalis yang kuat elektabilitasnya," ujar Ardian dalam paparan hasil survei bertajuk "Pemilu 2014 : Mungkinkah Lahir Poros Tengah Jilid II", di Jakarta, Minggu (3/11).

Dijelaskan Ardian, sesuai dengan survei Oktober 2013 di luar Mega dan ARB, responden memilih Jokowi dengan elektabilitas 38,3 persen, Prabowo Subianto 11,1 persen dan Wiranto 10 persen.
"Tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Surya Paloh, Jusuf Kalla dan Sutiyoso dukungannya masih di bawah 10 persen," katanya.

BACA JUGA: Perludem Yakin DPT Pemilu 2014 Lebih Baik

LSI pada Oktober 2013 juga mensurvei cawapres dari tokoh partai Islam. "Hasilnya Hatta Rajasa 31,3 persen, Yusril Ihza Mahendra 15,2 persen, Muhaimin Iskandar 11,8 persen, Suryadharma Ali 10, 7 persen dan Anis Matta 7,5 persen," beber Ardian.

Nah, dengan simulasi capres dan cawapres itu maka LSI memprediksi tiga skenario pasangan dari poros tengah nasionalis terkuat dan cawapres Islam terkuat. Pertama, jika Hatta sebagai cawapres, maka capresnya dimungkinkan antara lain Jokowi-Hatta, Prabowo-Hatta dan Wiranto-Hatta.

BACA JUGA: 2014, Tes CPNS Wajib Pakai CAT

Kedua, skenario Yusril cawapres. Maka, kata Ardian, pasangannya adalah Jokowi-Yusril, Prabowo-Yusril, Wiranto-Yusril. "Kombinasi pasangan ini adalah capres nasionalis dan cawapres Islam, capres Jawa dan cawapres non Jawa," ujarnya.

Ketiga, skenario Muhaimin sebagai cawapres, maka pasangannya adalah Jokowi-Muhaimin, Prabowo-Muhaimin, Wiranto-Muhaimin.
"Kombinasi pasangan ini adalah capres nasionalis dan cawapres Islam, capres Jawa dan cawapres Jawa," kata Ardian.

Ia menambahkan dengan gambaran itu disimpulkan bahwa masih terbuka kemungkinan lahirnya poros tengah jilid II yang mendapat satu tiket capres dan cawapres 2014.

"Jika tidak ada blunder politik, Golkar dan PDIP nyaris aman mendapatkan tiket capres dan cawapres 2014 karena elektabilitasnya telah mendekati 20 persen," ungkapnya.

Kedua, Ardian melanjutkan, hadirnya capres dan cawapres ideal nasionalis-Islam dari poros tengah seperti paket Jokowi-Hatta masih wacara.

"Poros ini tetap menjadi poros wacana karena hanya akan terwujud jika Partai Demokrat tidak memperoleh mitra koalisi dan tiket capres karena perolehan suaranya di bawah 15 persen," tuntasnya.

Survei ini digelar 12 September-5 Oktober 2013 pada 33 provinsi dengan responden sebanyak 1.200. Metodenya menggunakan multistage random sampling dengan estimasi kesalahan penyamplingan kurang lebih 2,9 persen. Survei ini menggunakan sistem kuisioner dengan wawancara tatap muka. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluhan Peserta Tes CPNS, Dari Mual Sampai Mencret


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler