LSI Pastikan Jokowi-Ahok Pemenang Putaran I

Rabu, 11 Juli 2012 – 16:31 WIB

JAKARTA --  Data perhitungan cepat pemilukada DKI Jakarta yang masuk ke Lembaga Survei Indonesia (LSI) hingga Rabu (11/7) pukul 16.00 sudah 93,66 persen dari 410 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sampel.

Perolehan sementara, jago PDI Perjuangan-Partai Gerindra  Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama masih teratas. Duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-Ahok ini meraih 42,56 persen.

Di posisi kedua bertengger jago Partai Demokrat, Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli dengan raihan suara sementara 33,6 persen.

Di posisi ketiga, jago Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini meraih suara sementara 11,96 persen. Pasangan independen Faisal Basri-Biem Benjamin bercokol di posisi keempat dengan raihan suara 4,96 persen.

Jago Partai Golkar Alex Noerdin-Nono Sampono di posisi kelima dengan raihan sementara 4,83 persen.

Pasangan independen lainnya, Hendardi Soepanji-Ahmad Riza Patria menjadi juru kunci dengan hanya meraih 2,1 persen saja.

"Berdasarkan hasil quick count data masuk 93,66 persen ini, kami menyatakan pemilukada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran," kata peneliti LSI Burhanudin Muhtadi, Rabu (11/7), kepada wartawan di Jakarta.

Dijelaskan Burhanudin bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Daerah DKI Jakarta sebagai lex spesialis, setiap calon yang ingin memenangkan pemilukada harus meraih perolehan suara 50 + 1 persen.

Nah, menurut dia, pada pemilukada 2012 ini, tidak ada pasangan yang memeroleh 50 +1 persen suara.

LSI juga memerediksikan bahwa Jokowi-Ahok akan menempati posisi teratas raihan suara pemilukada DKI Jakarta.

"Dengan perolehan Jokowi Ahok ini, maka kemungkinan besar kami memerediksi Jokowi-Ahok adalah pemenang pemilukada," tegasnya. Dia menambahkan, kalau pun data yang sisa enam persen nanti masuk, maka itu tidak akan merubah signifikasi perolehan suara.

"Jokowi-Ahok kemungkinan besar unggul walau data masuk belum 100 persen," ujarnya. Burhanudin menjelaskan karena margin error dalam perhitungan cepat yang dilakukan LSI ini hanya kurang lebih satu persen.

"Selisih Jokowi-Foke juga terlalu jauh. Biasanya enam persen sisanya tidak akan mengubah komposisi suara enam pasangan yang ada," jelas Burhanudin.

Dia menjelaskan lagi, berdasarkan proporsi suara yang masuk di kuadran zona terlihat komposisi suara masing-masing zona sudah mencapai di atas 90 persen. "Secara umum data proporsional tidak ada yang disokong satu wilayah saja," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suara Jokowi Melejit Karena Pengaruh Mega dan Prabowo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler