Menurut Adi, sejumlah aktivis mahasiswa dan LSM lokal sudah membuat semacam kesepakatan untuk bersama-sama memperjuangkan aspirasi daerah agar bisa ikut mengelola kekayaan alamnya. “Apabila dalam waktu dekat ini tak ada upaya yang lebih serius dari gubernur, kami akan menduduki kantor gubernur,” tegas Adi dalam acara "Bincang-bincang, Blok Mahakam Milik Siapa?"
Menurut Adi dalam pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam itu sebenarnya sempat muncul berbagai usulan menyangkut bentuk penekanan terhadap gubernur
BACA JUGA: Warga Lereng Merapi Mulai Beraktivitas
Tapi, karena berbagai alasan, aksi demo akhirnya menjadi pilihan“Kita akan arak spanduk itu ke tempat-tempat ramai untuk meminta tanda tangan masyarakat
BACA JUGA: KNPI Bentuk Tim Monitoring CPNS
Termasuk juga ke kantor DPRD untuk memperoleh dukunganMenurut Adi, kesepakatan untuk melakukan tekanan terhadap gubernur itu muncul karena sejauh ini Awang Faroek dinilai kurang optimal dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya terkait dengan pengelolaan Blok Mahakam. Padahal, masyarakat sangat menginginkan pemerintah bisa terlibat dalam pengelolaan blok itu dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan mereka.
“Selama blok itu dikuasai oleh PT Total, masyarakat sama sekali tak merasakan manfaatnya
BACA JUGA: Formasi Guru Paling Diminati
Nah, jika daerah ikut share saham sekaligus menjadi pengelola, masyarakat berharap bisa mendapat kehidupan yang lebih baik, karena PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan terdongkrakKarena itu gubernur harus serius memperjuangkanTidak boleh seenaknya sendiri,” kata Adi.Selain mengancam akan menduduki kantor gubernur, sejumlah LSM dan elemen mahasiswa juga berencana akan menduduki kantor Total di KaltimNamun, rencana itu menjadi tahapan berikutnya setelah melihat langkah-langkah konrit yang akan dilakukan Awang Faroek.
“Jika Awang sudah bersungguh-sungguh berjuang untuk mendapatkan Blok Mahakam tapi ternyata Total tetap menutup pintu dan tak merespon sama sekali, bukan tidak mungkin kantor Total juga akan kita duduki,” ujar Agus Amri dari LBH Mahakam yang juga menjadi peserta dalam pertemuan tersebut.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 1967 Blok Mahakam yang memiliki kandungan gas terbesar di Indonesia dengan tingkat produksi rata-rata 26 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) dikuasi oleh PT TEPI (Total E&P Indonesie)Kontrak itu akan berakhir tahun 2017 mendatang, tapi perusahaan asal Perancis tersebut telah mengajukan lagi perpanjangan kontrak(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stop Ketidakpercayaan Jakarta-Papua!
Redaktur : Tim Redaksi