jpnn.com, SIDOARJO - Luapan Kali Buntung pada Sabtu (15/12) malam karena belum selesainya normalisasi membuat warga sekitar menderita. Seperti di Kecamatan Waru dan Taman. Terutama di Desa Kedungrejo, Bungurasih Barat, Kedungboto, dan Kelurahan Ketegan.
Pantauan di lapangan, ketinggian air di Desa Kedungrejo sekitar 15 sentimeter (cm). Ada sejumlah rumah yang terendam. Agar air tidak masuk ke rumah, warga setempat menutup akses dengan kursi kayu dan pot bunga. Sayang, masih ada saja pengendara roda dua yang memaksa melintas di jalan itu. Mailinda, warga, menjelaskan, selepas hujan deras, air Kali Buntung meluap. "Langsung menggenangi jalan," paparnya.
Genangan air semakin tinggi seiring dengan derasnya hujan. Mailinda mengatakan, ketinggian air mencapai 25 cm pada Sabtu malam. Kondisi tersebut meresahkan warga. "Tidak bisa tidur. Takut banjir meninggi," paparnya.
Perempuan 37 tahun itu masih ingat betul banjir tiga tahun lalu. Saat itu seluruh hunian di Kedungrejo tergenang air. Karena ketinggian air mencapai 50 cm, warga dievakuasi dengan perahu karet. "Kami masih trauma banjir tiga tahun lalu. Itu paling parah," jelasnya.
Genangan juga membuat kegiatan hajatan terganggu. Saat hujan deras, berlangsung acara pernikahan Hadi. Resepsi tersebut hampir berantakan. Sebab, air merendam jalan. "Untungnya, tamu masih bersedia datang," paparnya. Meski jalan tergenang, acara resepsi pernikahan tetap berjalan. Hadi berharap pemkab segera mengatasi banjir di Kedungrejo. "Setiap tahun selalu langganan banjir," ucap dia.
Selain Kedungrejo, air juga menggenangi Jalan Bungurasih Barat. Tepatnya akses ke Jalan Raya Taman. Ketinggian air sekitar 15 cm. Banjir yang menerjang tiga kampung itu juga berasal dari Kali Buntung. Dari pengamatan, debit air sungai yang membentang dari Krian hingga Sedati itu tinggi. Arus air pun sangat deras.
Kondisi serupa dialami warga Kelurahan Ketegan dan Desa Kedungboto, Taman. Salah satu yang terdampak adalah Subandi. Dia mengatakan, baru kali ini rumahnya di RT 6, Kelurahan Ketegan, kemasukan air. Memang tempat tinggalnya dekat dengan Kali Buntung. "Setiap kali hujan, air memang meluber, tapi tidak sampai masuk rumah. Lha ini hampir sepinggang saya," katanya di rumahnya Sabtu malam.
Selama dua jam, dia bersama anggota keluarga hanya menunggu hujan berhenti. Tepat pukul 18.00, volume air mulai berkurang. Subandi mulai masuk ke rumah untuk mengevakuasi barang yang tersisa. Ada pakaian dan kasur. "Ini air sedikit berminyak. Tercampur oli di depan," ujarnya.
Tarjo, warga lain, turut mengangkut perabot rumah. Hanya tinggal kursi dan sofa. Dia memanfaatkan pompa untuk menyedot genangan air. Warga lain turut membantu. Mereka menguras air dengan ember. "Ada satu lagi. Rumah Pak Darno juga kebanjiran," ucap Ketua RT 6 Saiful Naim.
Sementara itu, Lurah Ketegan Rudi Agus mengaku baru menerima informasi soal banjir yang melanda RT 6. Menurut dia, daerah tersebut terbilang aman. Tidak termasuk rawan banjir. Justru sebelahnya, RT 5 dan 7, yang merupakan titik atensi banjir. "Akan saya kunjungi. Kalau benar rawan, akan saya laporkan sebagai rawan bencana banjir," ucap dia.
Sementara itu, Desa Kedungboto, Taman, terpantau masih tergenang. Warga yang melintas sudah terbiasa. Motor mereka diparkir bersama di dekat masjid. Setiap menginjakkan kaki ke rumah, mereka harus melewati genangan air setinggi hampir 1 meter. (aph/oby/c11/ai)
BACA JUGA: Duh Mbak Septa, Kok Nekat Curi Amplop Kondangan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Deras, Meikarta dan Sejumlah Lokasi di Cikarang Banjir
Redaktur : Tim Redaksi