jpnn.com, KUNMING - Presiden China Xi Jinping mengumumkan peluncuran dana senilai 1,5 miliar yuan (sekitar Rp3,3 triliun) untuk mendukung perlindungan keanekaragaman hayati di negara-negara berkembang, Selasa.
Xi menyampaikan pidato secara virtual pada KTT keanekaragaman hayati COP15 di Kunming, China, di mana para diplomat, ilmuwan, dan ahli konservasi bertemu dengan tujuan membentuk kesepakatan global untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan alam.
BACA JUGA: Timnas China Pilih Mundur, Grup G Hanya Tersisa Indonesia dan Australia
"Negara berkembang membutuhkan bantuan dan dukungan, dan solidaritas harus diperkuat untuk memungkinkan negara berkembang mendapat keuntungan dengan cara yang lebih adil," kata Xi.
Presiden Xi mengatakan kontribusi China untuk Dana Keanekaragaman Hayati Kunming akan dimulai dari 1,5 miliar yuan dan kontribusi pihak lain disambut baik.
BACA JUGA: Malaysia Minta ASEAN Kompak Menyikapi Koalisi Anti-China AUKUS
Dia juga mengumumkan rencana untuk mengonsolidasikan sistem taman nasional di China, proyek pertama yang akan melindungi lahan seluas 230.000 km persegi.
Daerah ini adalah rumah bagi hampir 30 persen spesies satwa liar darat utama yang ada di China, kata Xi.
BACA JUGA: Malaysia Sebut China Mitra Terbaik Sejak 2009
Para ahli memperingatkan bahwa upaya China untuk melestarikan keanekaragaman hayati di dalam negeri belum diimbangi dengan upaya untuk membersihkan rantai pasokan globalnya atau memulai investasi berkelanjutan di luar negeri.
Li Shuo, penasihat iklim senior di Greenpeace China, mengatakan dana tersebut "harus mendorong pembicaraan yang sangat dibutuhkan tentang pendanaan keanekaragaman hayati".
“COP15 perlu melihat negara-negara donor dari negara maju berkontribusi dalam hal ini,” kata dia.
Menurut para ahli, dibutuhkan sekitar 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14.197 triliun) per tahun untuk membangun rantai pasokan yang berkelanjutan dan membantu negara-negara melindungi alam dengan cara lain.
Perkiraan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan 150 miliar dolar AS (sekitar Rp2.129 triliun) dana yang dihabiskan untuk upaya serupa pada 2019. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil