Luhut Binsar Membeber Kondisi Terkini Pandemi, Ada Kabar yang Bikin Deg-degan

Jumat, 10 September 2021 – 16:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan sejumlah capaian penanganan Covid-19 di Indonesia. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan sejumlah capaian penanganan Covid-19 di Indonesia.

Dia pun memprediksi kasus konfirmasi harian.

BACA JUGA: Pulang dari Pabrik Vaksin Luhut Binsar Bawa Kabar Baik

"Masih akan berkisar di angka 3.000-7.000 kasus per hari," ungkap Luhut Binsar seperti dikutip dari siaran resmi Kemenko Marves, Jumat (10/9).

Saat memberikan kuliah kerja kepada para perwira siswa Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (PASIS SEKKAU) Angkatan 110 secara daring, Kamis (9/9), Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menyampaikan PPKM mampu menurunkan indeks komposit hingga lebih dari 20 persen di Provinsi Jawa-Bali.

BACA JUGA: PKS Sentil Luhut Binsar soal Penanganan Covid-19: Pemerintah Lebay

Hal itu, membawa dampak baik pada tren kasus konfirmasi dan kasus aktif mampu diturunkan dengan cepat dan signifikan.

"Penting proses pengambilan keputusan dengan koridor-koridor semacam itu sebenarnya yang sangat mendasar digunakan dalam menyelesaikan pandemi ini," kata Luhut.

BACA JUGA: Luhut Binsar Tegaskan Pemerintah Jamin Keamanan Data di PeduliLindungi

Luhut Binsar menjelaskan proses pengambilan keputusan penanganan Covid-19 ditelaah dari berbagai angle, tidak boleh hanya kesehatan, sosial, atau keamanan saja.

"Sehingga bisa didapat cara bertindak yang paling bagus dan sekarang posisi kita hari ini Indonesia secara umum kasus konfirmasi sudah turun 88,1 dari tanggal puncak kasus 15 Juli," beber Luhut Binsar.

Luhut Binsar juga menyampaikan bahwa Covid-19 akan terus ada dan menjadi endemi.

Hal itu karena belum ada vaksin yang efikasinya mencapai 100 persen atau obat yang dapat menyembuhkan Covid-19.

Strategi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih dilaksanakan seperti percepatan proses vaksinasi, penerapan protokol kesehatan 3M dan 3T, dan isolasi terpusat.

Ditambah dengan adanya aplikasi berbasis teknologi digital yaitu PeduliLindungi yang terintegrasi untuk mengidentifikasi (screening), pelacakan (tracing) dan penegakan protokol kesehatan.

"Indonesia menduduki peringkat 6 di dunia berdasarkan jumlah orang yang telah divaksinasi dan total suntikan. Laju vaksinasi harian ditargetkan lebih 2 juta per hari dan cakupan vaksinasi wilayah aglomerasi dan kota-kota besar ditargetkan dapat mencapai 70 persen pada September. Kita tidak ada kekurangan vaksin," tuturnya.

Luhut juga mengapresiasi bantuan dari TNI dan Polri dalam penanganan pandemi Covid-19 pada upaya penguatan 3T, yaitu peningkatan tracing dan penguatan isoter (isolasi terpadu).

Salah satunya dengan membantu membawa para warga yang positif Covid-19 untuk mendapatkan perawatan dan isolasi di isoter terdekat.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran di tingkat keluarga dan komunitas, serta memastikan pasien mendapatkan penanganan yang cepat sehingga tingkat kematian berkurang.

Keberhasilan penanganan pandemi juga disebut Luhut akan mendorong pemulihan ekonomi berjalan cepat.

"Daya saing Indonesia, termasuk dalam hal investasi, bergantung pada keberhasilan kita dalam melakukan pengendalian pandemi. Semakin cepat kita berhasil melakukan pengendalian pandemi, maka daya saing dan daya tarik investasi Indonesia akan semakin meningkat," imbuhnya.

Menurut Luhut, Indonesia akan dihadapkan pada berbagai tantangan perubahan, termasuk geopolitik pascapandemi berakhir.

Maka, strategi investasi harus didesain untuk mendukung industri yang mampu menjawab tantangan masa depan dan mengubah struktur perekonomian menjadi lebih tahan krisis dan berkelanjutan, di antaranya hilirasi sumber daya alam, ekonomi hijau, industri kesehatan, dan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pelaksanaan hilirisasi SDA dinilai akan mendorong terjadinya industrialisasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, dan menambah penerimaan pajak pemerintah.

Keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju juga harus didukung oleh perbaikan terus menerus kualitas SDM dan riset, serta perbaikan iklim investasi.

"Dengan berbagai modal yang dimiliki, Indonesia dapat berperan lebih strategis dalam tatanan politik global ke depan," tegas Luhut Binsar. (mcr10/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Emrus Sentil Luhut Binsar, Keras!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler