jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan dinilai perlu menjelaskan secara jujur dan terbuka soal perannya terkait sistem IT yang disebut mantan anggota tim pemenangan pasangan Jokowi-JK pada masa Pilpres 2014 lalu, Akbar Faizal.
Akbar menyebut, bahwa sistem yang digunakan mampu menyedot data.
BACA JUGA: Pengadilan Tipikor Tunda Sidang Si Ngeri-ngeri Sedap
"Saya menangkap ada hal yang sangat serius dan memerlukan penggalian lebih mendalam dari pengakuan Akbar Faizal tersebut," ujar Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, Senin (6/4).
Menurut Said, penjelasan sangat penting karena kalau disebut bahwa Luhut terkait dengan adanya teknologi yang cukup memarkirkan mobil di depan kantor KPU, lalu seluruh data-data KPU bisa tersedot oleh teknologi dimaksud, maka patut dicurigai ada kegiatan pencurian data Pemilu.
BACA JUGA: Akbar Serang Kastaf Kepresidenan, Ini Kata Pendukung Jokowi-JK
"Karena itu agar publik tidak menduga-duga adanya kecurangan atau kegiatan ilegal yang dilakukan tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu pada masa Pilpres dengan menggunakan teknologi penyedotan data, Luhut dan Akbar dinilai perlu menjelaskan persoalan tersebut secara lengkap dan jujur kepada masyarakat," tandas Said. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Wah, Puan Naik Mobil RI 1 Bareng Jokowi ke DPR
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Akbar, Timses Jokowi, serta Luhut dan Teknologi Sedot Menyedotnya
Redaktur : Tim Redaksi