Luhut: Utang Indonesia Paling Rendah Dibanding Negara Lain

Rabu, 16 September 2015 – 17:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah mulai melambat sejak tahun 2012 lalu. Namun sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla 2014 lalu, mulai memerlihatkan tanda-tanda perbaikan. Terutama di penghujung tahun 2015 meskipun Bank Central Amerika menaikkan suku bunga.

"Jadi di ujung tahun ini sudah kelihatan ada tanda-tanda membaik. Ini hasil survei (salah satu lembaga,red) dengan melibatkan 1.700 responden," ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial, Rabu (16/9).

BACA JUGA: Di Sini Jual Kambing Kurban Hanya Rp 1,5 Juta

Menurut Luhut, perbaikan hadir karena pemerintah tetap berusaha menjaga program-program pembangunan tetap berjalan pada koridor yang benar. "Keadaan memang sulit, tapi kami menjelaskan keadaan Indonesia on the track. Ini berdasarkan data yang ada," ujarnya.

Luhut kemudian mencontohkan seperti harga beras di sejumlah daerah‎, yang hari ini mulai naik. Atas kondisi tersebut para menteri telah memberi laporan kepada Presiden untuk kemudian diambil langkah-langkah antisipasi.

BACA JUGA: Fadli Zon: Jika Dolar Tembus Rp 15 Ribu, Rakyat Bisa Minta Reformasi Jilid II

"‎Jadi mekanisme pengambilan keputusan jalan. Menjaga ketersediaan dan kemampuan membeli masyarakat, itu yang pemerintah lakukan," ujarnya.

Selain itu, di tengah krisis global saat ini, utang Indonesia menurut Luhut juga paling rendah di banding negara-negara lain.  Utang tersebut tidak hanya karena pinjaman pemerintah, namun adanya perusahaan swasta besar di Indonesia yang memiliki utang besar.

BACA JUGA: Sidak ke Priok, Ini Permintaan Panja Komisi IX ke Pelindo II

"Tapi (perusahaan,red) yang ekspornya besar juga masih bisa untung juga," ujarnya.

Di hadapan peserta Rakornas Luhut juga memaparkan ‎agi program subsidi pemerintah menyiapkan anggaran sebesar  Rp 211 triliun. Uang tersebut ditujukan untuk membangun infrastruktur, dana desa, kartu sehat, maupun sejumlah program lain.

‎"Ekonomi ada naik turun, perlu kekompakan bernegara. Jangan terbawa pada isu-isu yang enggak benar. ‎Yang penting masalah pembebasaan lahan. Namun kini dengan kebijakan undang-undang yang sudah ada, tidak ada lagi masalah. Dengan demikian pembangunan penyerapan anggaran akan bagus. Enggak perlu ada ketakutan," ujar Luhut.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PERINGATAN: Rupiah Terus Melemah, Pengusaha Ancam PHK Karyawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler