BOGOTA - Buku adalah jendela duniaBerpedoman pada ungkapan tersebut, Luis Soriano mau bersusah payah ’’menjajakan’’ perpustakaan keliling desa, ditemani dua keledainya, Alfa dan Beto
BACA JUGA: Ilmuwan Jepang Temukan Jejak Kaki Yeti
Ritual yang dia lakoni tiap akhir pekan itu sukses membukakan wacana masyarakat miskin La Gloria di pedalaman Karibia, Kolombia Utara.”Saya memulainya dengan 70 buku
BACA JUGA: Obama Cuti Kampanye demi Nenek
Di antara kantong-kantong tersebut dia menyelipkan papan bertuliskan Biblioburro warna biruSelain buku-buku fiksi yang banyak disuka remaja dan anak-anak pedalaman, pria 36 tahun itu juga membawa buku-buku penunjang pendidikan
BACA JUGA: Inggris Diminta segera Mengekstradisi Thaksin
Salah satunya kamus bahasa Spanyol, Dictionary of the Royal Academy of the Spanish Language”Semuanya berawal dari kebutuhan, yang lantas meningkat menjadi kewajiban dan selanjutnya menjadi kebiasaanSekarang, ini merupakan sebuah lembaga,” papar Soriano.Di rumahnya, tumpukan buku yang dikoleksi bapak tiga anak itu sudah hampir menyentuh atap rumahSebagai guru yang bertekad kuat mencerdaskan kehidupan bangsa, Soriano tidak pernah berhenti menjajakan buku-buku koleksinya untuk dibaca wargaKendati belum pernah meninggalkan Kolombia, dia berupaya keras menghadirkan sentuhan dunia luar ke dalam kehidupan masyarakat La Gloria lewat buku
Kegiatan rutin yang dilakukan Soriano selama hampir satu dekade terakhir itu menjadikan pria sederhana itu ”selebriti” di wilayahnyaProyek biblioburro-nya yang mirip perpustakaan keliling tersebut pun mendapatkan penghargaan dari pemerintahPakar-pakar sastra Kolombia memuji proyek mulia SorianoBahkan, kisah guru sekolah dasar itu akan segera diabadikan dalam film dokumenter garapan Carlos Rendón Zipaguata.
Gagasan mengemas perpustakaan dalam bentuk biblioburro tersebut muncul di benak Soriano setelah dia merasakan sendiri kekuatan buku”Dengan membaca buku, murid-murid saya mampu merubah sikap mereka ke arah yang lebih baik,” ujarnyaMeskipun La Gloria termasuk wilayah rawan dan tidak jarang menjadi ajang konflik terbuka, anak-anak didik Soriano tetap setia menunggu biblioburro melintas.
Di setiap perhentian, anak-anak kecil berkumpul menantikan Soriano, dua keledai serta tumpukan buku bawaannyaDengan setia, mereka menunggu sang guru datang untuk sekadar membacakan buku ceritaSelanjutnya, anak-anak itu pun berebut memilih buku-buku cerita yang bisa mereka pinjamLantas, ketika Soriano melintas lagi pekan berikutnya, mereka akan mengembalikan buku-buku yang dipinjam dan mengganti dengan yang baru
Tapi, sebuah kecelakaan kecil Juli lalu, membuat beberapa koleksi buku Soriano tidak kembaliSaat itu, pria berhati mulia tersebut jatuh dari keledai dan mengalami patah tulangSelama beberapa pekan, dia tidak bisa menjalankan proyek biblioburronya”Dua buku yang hilang belum lama ini adalah manual pendidikan seks bergambar dan salinan novel Laura Esquivel berjudul Like Water for Chocolate,” ujar Soriano
Medan berliku La Gloria yang disukai penyamun juga pernah membuat Soriano menjadi korban perampokan sekitar dua tahun laluBersama dua keledainya, pemilik warung makan La Cosa Política itu disanderaMendapati Soriano tidak berharta dan tidak memiliki sepeser uang pun, bandit-bandit jalanan tersebut lantas mengikat dia di sebuah pohonDia kehilangan novel berjudul Brida karya Paulo Coelho”Untuk alasan-alasan tertentu, Coelho menjadi penulis yang paling digemari para pembaca,” ujarnya
Pengalaman buruk yang menghiasi proyek mulianya itu tidak membuat Soriano menyerahDia bahkan mendapatkan suntikan dana dari Cajamag, institusi finansial setempat, untuk mendirikan perpustakaanSayang, pembangunan perpustakaan itu masih belum rampung lantaran keterbatasan dana(thenewyorktimes/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Rilis Daftar Teroris Pengincar Olimpiade 2008
Redaktur : Tim Redaksi