jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati tidak setuju dengan wacana Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, menjadikan skripsi tidak lagi sebagai syarat kelulusan S1. Menurutnya, wacana tersebut bukan solusi menghapuskan kecurangan hingga pemalsuan skripsi.
Seharusnya yang dilakukan Kementerian Ristek dan Dikti adalah bukan mencari opsi tentang syarat lulus S1, tapi lebih pada peningkatan pengawasan terhadap Perguruan Tinggi (PT).
BACA JUGA: Insentif Belum Cair, Dua Ribu Guru Ancam Demo
"Jadi seharusnya yang dilakukan bukan cari opsi, tapi pengawasan terhadap Perguruan Tinggi yang diperketat, integritas PT dijaga. Kalau otak jahat, otak bulus diberikan alternatif tetap saja akan ada cara melakukan upaya manipulatif," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (25/5).
Karena itu Reni menilai wacana Menteri M Nasir bukan jalan keluar terbaik menghilangkan perilaku plagiat, kecurangan, pemalsuan dalam pembuatan skripsi. Tapi cara yang terbaik adalah meningkatkan pengawasan.
BACA JUGA: Alhamdulillah, 798 Guru Dikirim ke Daerah Terpencil Langsung jadi CPNS
Namun dikatakan, kalau pun kewajiban membuat skripsi diganti dengan tugas lain, tidak ada apa. Yang terpenting, tetap harus ada pengawasan. "Karena diganti apapun kalau pengawasan lemah tidak akan hasilkan apa-apa ke depan," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: SLB Masih Kekurangan Guru
BACA ARTIKEL LAINNYA... Libur Ramadan Tunggu Instruksi dari Diknas
Redaktur : Tim Redaksi