Lulusan Sekolah Vokasi juga Banyak Dibutuhkan di Luar Negeri

Senin, 29 Juni 2020 – 04:46 WIB
Ilustrasi, siswa SMK merapikan buku modul pembelajaran jarak jauh. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahmad Saufi mengatakan, saat ini kesempatan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) langsung diterima kerja di DUDI (dunia usaha dan dunia industri) semakin besar.

Hal ini disebabkan adanya ‘pernikahan massal’ antara pendidikan vokasi dengan DUDI, yang semakin memperkuat kemitraan antarkeduanya.

BACA JUGA: Kemendikbud Targetkan 100 Prodi Vokasi Menikah Massal dengan Industri

“Kami di Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI diberi tugas khusus untuk menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami akan banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya akan kemampuan lulusan vokasi,” tutur Saufi pada bincang-bincang dengan tema ‘Lulusan SMK Jangan Takut Nggak Dapat Kerja’.

Pada jenjang SMK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI tahun ini memberikan perhatian khusus bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi guru serta kepala sekolah.

BACA JUGA: Langkah Jokowi Tingkatkan Mutu Vokasi Dinilai Tepat untuk Bangun SDM Handal

Pelatihan bagi guru dilakukan melalui Program Up-skilling dan Re-skilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri.

Sedangkan bagi kepala sekolah, terdapat Program ‘Diklat CEO’ untuk meningkatkan kapasitas manajerial kepala SMK khususnya dalam entrepreneur leadership.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Marah 18 Juni, Video Dipublikasikan Tanggal 28, Ternyata Ini Alasannya

Fokus Kemendikbud pada pengembangan pendidikan vokasi sendiri adalah di empat bidang prioritas, yakni pemesinan dan konstruksi, hospitality, ekonomi kreatif, dan care service (layanan perawatan).

Saufi menambahkan, industri kini juga diberi keterlibatan besar dalam proses pembelajaran di SMK.

Pihaknya telah membentuk Forum Pengarah Vokasi (FPV) yang beranggotakan para pelaku usaha, komunitas industri, dan stakeholder terkait lainnya. FPV akan dilibatkan mulai dari penyusunan kurikulum, hingga perekrutan lulusan.

“Melalui pendekatan ini artinya kita sudah menggandeng langsung para pelaku usaha. Bahkan kita juga memperoleh daftar calon tempat kerja bagi para lulusan beserta kriteria yang dibutuhkan DUDI. Kami menyusun strategi untuk menyiapkan lulusan yang kompeten secara hard skill dan soft skill,” sebutnya.

Selaras dengan konsep Merdeka Belajar yang digagas Kemendikbud, para siswa SMK kini memiliki peluang untuk mengembangkan dan menyalurkan passion-nya.

Mereka dapat memadukan pembelajaran yang didapatkan di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah untuk memperkaya soft skill.

Menurut Saufi, kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu soft skill yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan.

“Berbagai macam informasi dan pengetahuan saat ini dapat mudah dicari melalui internet secara tidak terbatas. Namun, membaca saja tidak cukup karena soft skill itu harus dilatih dengan cara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi lainnya yang bermanfaat. Di sana, para siswa akan belajar untuk berkomunikasi, bekerja dengan tim, sampai menyelesaikan masalah. Kemampuan inilah yang menjadi nilai tambah ketika memasuki dunia kerja,” ujar Saufi.

Dia berpesan kepada para siswa SMK yang belum lulus untuk belajar menguasai bahasa asing.

Sebab, lulusan vokasi tidak hanya berpeluang bekerja di Indonesia, tetapi keterampilannya juga banyak dibutuhkan di luar negeri.

Sementara bagi yang sudah lulus, Saufi mengajak untuk tidak mudah puas dan terus berupaya meningkatkan kemampuan diri, seperti dengan meniti jenjang karir, berwirausaha, ataupun melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler