jpnn.com - NGANJUK - Titik yang menyemburkan material lumpur mendadak muncul di pekarangan SMP Negeri 2 Gondang, Desa Sumberagung, Kecamatan Gondang. Sebenarnya, semburan terdeteksi sejak pekan lalu, namun belakangan muncul titik-titik baru. Tanah di sekitar sekolah pun perlahan turun hingga 70 cm. Beberapa dinding kelas juga diwarnai retakan. Semuanya diduga sebagai imbas semburan lumpur.
Titik pertama diketahui berada di tengah sungai kecil di sisi barat sekolah. Pantauan di lokasi kemarin siang (6/5) menunjukkan, tumpukan material lumpur berwarna abu-abu terang itu sudah memenuhi seluruh badan sungai. Bahkan, sebagian mengalir ke utara mendekati tepi jalan raya Kecamatan Gondang-Rejoso. Tak pelak, setelah bubaran kegiatan ujian nasional (unas) di sekolah setempat, para guru dan warga sekitar pun gempar dan ramai-ramai mendatangi lokasi.
BACA JUGA: Mahasiswi PSK Saling Kenal, tak Gunakan Jasa Germo
Titik semburan berjarak sekitar 10 meter dari bangunan ruang kelas keterampilan SMPN 2 Gondang, yang kemarin dijadikan ruangan khusus pengawas unas. Di dinding luar sisi barat ruangan, fondasi tanah tampak ambles sedalam sekitar 70 sentimeter. Muncul pula garis retakan memanjang sekitar 10 meter. Setiap hari kedalaman tanah ambles terus bertambah beberapa sentimeter.
Peristiwa amblesnya tanah fondasi kelas itu terjadi hampir bersamaan dengan kemunculan semburan. "Dugaan kami, semburan lumpur itu yang memicu tanah ambles," kata Noor Cholis, kepala SMPN 2 Gondang, di lokasi semburan kemarin. Sampai sekitar pukul 13.00, material lumpur masih terus menyembur dari dalam tanah meskipun Noor menyebut sudah tidak sederas sehari sebelumnya.
BACA JUGA: Tunjuk GKR Pembayun Jadi Putri Mahkota, Sabdaraja Jogja Ditentang
Pihak sekolah kemudian menyuruh salah seorang tukang kebun menyumbat titik sumber sekaligus mengukur kedalamannya. Saat dites dengan bambu sepanjang sekitar 6 meter, rupanya hampir seluruh batangnya tenggelam sedalam sekitar 5 meter. "Dari bawah terasa tekanan kuat sehingga kayu bambu memantul-mantul saat ditancapkan," jelas Noor.
Pada saat bersamaan, kemarin siang rupanya muncul titik semburan baru di sekitar titik semburan utama. Awalnya hanya muncul gelembung di genangan air, lalu semakin lama semakin besar. Setidaknya ada tiga titik baru yang tampak kemarin. Salah satunya berada tepat di balik dinding kelas.
BACA JUGA: Malam-malam Perwira Kepergok di Rumah Oknum Polwan, Kapolres Lakukan Pengusutan
Karena sampai kemarin material lumpur terus menyembur, Noor menyatakan bahwa dirinya dan warga sekolah mulai waswas. Apabila dalam jangka panjang semburan terus terjadi, dia khawatir lapisan tanah di bawah kompleks sekolah akan tergerus. Akibatnya, sejumlah bangunan gedung terancam rusak, bahkan roboh. "Karena itu, kami secepatnya melapor ke sejumlah pihak yang berwenang untuk sama-sama melakukan antisipasi," ujarnya.
Sekitar pukul 14.00, tim dari berbagai instansi datang secara beruntun ke lokasi setelah mendapat laporan. Mulai tim Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan, dan Energi (Disperindagkoptamben) Nganjuk, lalu disusul tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk hingga aparat dari Polsek Gondang. Untuk mengamankan lokasi, garis polisi dipasang mengelilingi area semburan lumpur.
Soekonjono, kepala pelaksana harian BPBD Nganjuk, menduga material lumpur itu tidak mengandung minyak atau bahan mineral khusus lainnya. Namun berasal dari luberan sumur artesis bercampur lapisan-lapisan material di dalam tanah. "Bisa muncul di lokasi pengeboran sumur," ujarnya. (pas/JPNN/c9/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan PNS Belum Gajian, Ini Penyebabnya
Redaktur : Tim Redaksi