Luncurkan Buku Candradimuka Pendidikan Vokasi Pertanian, Kementan Ingin Ciptakan Petani Profesional

Minggu, 20 Februari 2022 – 20:04 WIB
BPPSDMP Kementan meluncurkan buku berjudul Polbangtan Membangun Negeri: Candradimuka Pendidikan Vokasi Pertanian sebagai sarana diseminasi kiprah Polbangtan dan PEPI dalam mencetak SDM Pertanian yang professional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha. Foto: Dok Kementan

jpnn.com, BOGOR - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementan meluncurkan sebuah buku berjudul Polbangtan Membangun Negeri: Candradimuka Pendidikan Vokasi Pertanian di Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (19/2/2022).

Buku yang disusun Tim Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) dan Polbangtan/PEPI ini bertujuan sebagai sarana diseminasi kiprah Polbangtan dan PEPI dalam mencetak SDM Pertanian yang professional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.

BACA JUGA: BPPSDMP Beri Pengawalan & Pendampingan Korporasi Petani di Lokasi Food Estate

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengutarakan, pertanian harus terus bersinergi dengan kemajuan teknologi.

"Di era 4.0, semua sektor telah menerapkan teknologi, termasuk juga pertanian. Kita tidak mungkin menghindar, justru harus beradaptasi," kata Mentan.

BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Petani Milenial Kembangkan Smart Farming

Sementara saat memberikan arahan, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan pendidikan vokasi merupakan salah satu alat untuk melahirkan petani milenial yang profesional, mandiri, dan berjiwa entrepreneurship.

Bahkan pendidikan vokasi adalah sarana yang paling utama jika dibandingkan dengan metode yang lain. Karena, pendidikan vokasi adalah pendidikan yang relatif panjang, ada yang 3 sampai 4 tahun.

“Oleh karena itu output yang paling diharapkan yaitu menjadi petani milenial yang tangguh," katanya.

Dedi menambahkan, petani bisa berjalan dengan output dari pendidikan vokasi itu.

"Oleh karena itu, kami menyampaikan kepada rekan pengelola pendidikan vokasi bahwa pendidikan vokasi harus menghasilkan qualified jobseeker dan qualified jobcreator.

Artinya, alumni yang siap ditempatkan dari hulu sampai hilir dan alumni yang siap terjun bebas dalam pembangunan pertanian nasional dalam hal kewirausahaan pertanian," katanya

Dilaksanakan secara hybrid, kegiatan ini turut diramaikan dengan kehadiran para Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) se Indonesia serta perwakilan pejabat, dosen/guru,dan mahasiswa/siswa dari Polbangtan dan SMK-PP lingkup Kementan dan PEPI secara online.

Buku ini bukan hanya mengulas bagaimana sejarah singkat Pendidikan pertanian, tetapi juga bagaimana proses transformasi sekolah pertanian yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian.

Bagaimana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) berganti baju menjadi Polbangtan dengan metode Pendidikan vokasinya.

“Buku pendidikan vokasi pertanian ini sebagai bentuk apresiasi terhadap perkembangan ilmu yang terus dinamis sehingga perlu disusun referensi yang selaras dan mengikuti perkembagan teknologi dan peradaban khususnya pertanian saat ini.

Oleh karena itu, kita berharap buku ini juga menjadi salah satu referensi mahasiswa, dosen, peneliti untuk memperkaya penyusunan tulisan ilmiahnya,” ungkap Dedi Nursyamsi dalam sambutannya.

Buku ini juga menyoroti peran penting sekolah pendidikan pertanian yang kini bernama Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) dalam menyokong pembangunan pertanian.

Sekolah Pertanain di bawah naungan Kementerian Pertanian, mampu melahirkan pelaku- pelaku usaha yang sukses, khususnya dari kalangan milenial.

Mereka bukan hanya sekadar mengerti praktik mengenai pertanian, tetapi mereka pun menerapkan dalam bisnis usahanya.

Sebut saja, Rayndra Syahdan, alumni Polbangtan YoMa yang sukses mengembangkan ternak domba, bahkan kini dipercaya menjadi Direktur BUMDES Termuda di Magelang.

Selain itu, ada Arifudin Nurrahmatullah yang sukses dengan maggotnya. Bahkan kini membidik pasar ekspor maggot kering.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa transformasi Pendidikan di sektor pertanian belumlah maksimal apabila hanya menyangkut kelembagaan, maka ada empat jurus jitu yang harus ditekankan dalam Pendidikan vokasi yakni pengembangan keterampilan yang menyatukan intelektual sistem dengan manajemen praktis.

Diharapkan buku ini dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak, terutama peran penting pendidikan vokasi pertanian dalam melahirkan generasi muda penerus pembangunan pertanian.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler