Luncurkan Program BEKERJA, Mentan Amran Ingin Mengatasi Ribuan Rumah Tangga Miskin

Minggu, 30 Juni 2019 – 20:03 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meluncurkan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera atas Bekerja pada tahun 2018. Program ini memberikan manfaat bagi ratusan ribu Rumah Tangga Miskin (RTM). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) sudah satu tahun melaksanakan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera atas Bekerja. Program ini memberikan manfaat bagi ratusan ribu Rumah Tangga Miskin (RTM).

Bantuan ternak ayam yang tersalur umumnya sudah menghasilkan telur yang dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga.

BACA JUGA: Laksanakan Amanat Presiden Jokowi, Efisiensi Belanja Meskin Pertanian Rp1,2 Triliun

Program tersebut diluncurkan oleh Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, pada Juni 2018. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia khususnya yang berada di wilayah perdesaan. Berbasis usaha di sektor pertanian, program ini merupakan satu dari delapan kegiatan unggulan di lingkup Kementerian Pertanian.

“Dalam jangka pendek melalui penyaluran bantuan untuk kegiatan usaha budidaya ayam dan hortikultura kami berharap terjadi peningkatan produksi komoditas pertanian sehingga masyarakat desa pada akhirnya bisa keluar dari kemiskinan,” kata Ketua Program Bekerja Kementerian Pertanian, Nasrullah.

BACA JUGA: Indonesia Optimistis Ekspor Hortikultura ke Tiongkok Naik 200 - 300 Persen

Nasrullah menjelaskan, di tahun 2018 program Bekerja dilaksanakan di 776 desa yang ada di 10 provinsi yakni Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Total sebanyak 200.000 RTM telah merasakan langsung manfaat dari kegiatan program ini.

Di tahun 2019 sesuai yang diamanatkan dalam Permentan nomor 14 Tahun 2019 tentang Pedoman Program Bekerja Berbasis Pertanian Tahun Anggaran 2019, cakupan wilayahnya diperluas hingga menjadi 23 provinsi.

BACA JUGA: Pengamat Merangkap Produsen Benih Padi IF8 Bisa Bermasalah Hukum

Agar tepat sasaran, penetapan RTM sebagai penerima manfaat program tetap harus dilakukan dengan sangat selektif. Data RTM yang didapat diverifikasi lagi di lapangan oleh petugas untuk memastikan apakah memang benar-benar layak ditetapkan sebagai penerima bantuan Program Bekerja.

“Dalam pelaksanaannya kami juga menjalin kerja sama dengan banyak institusi terkait antara lain kami sudah menandatangani MoU dengan pihak Kementerian Desa PDTT karena diharapkan nantinya bumdes-bumdes bisa ikut berperan dalam pemasaran telur yang dihasilkan masyarakat,” ujar Nasrullah yang saat ini juga menjabat Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan.

Melalui program Bekerja, menurut Nasrullah, setiap RTM mendapatkan paket bantuan terdiri dari biaya pembuatan kandang ayam, 50 ekor bibit ayam/bebek, pakan berkualitas tinggi serta bantuan bibit tanaman hortikultura dan bibit tanaman perkebunan.

Libatkan UPT

Dia menekankan khusus menyangkut penyaluran bantuan ternak yang merupakan tanggung jawab dari Ditjen PKH, sejauh ini pelaksanaannya berjalan lancar. Di tahun 2018 bibit ayam (DOC) lokal yang dibutuhkan cukup tersedia dan seluruhnya sudah tersalurkan. Untuk tahun 2019 masih dalam proses untuk disalurkan ke RTM terpilih.

Sebagaimana tahun 2018, pelaksanaan program Bekerja di tahun 2019 terkait dengan usaha peternakan masih tetap melibatkan partisipasi aktif Unit-unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Ditjen PKH untuk melaksanakan kegiatan pendampingan RTM penerima bantuan di daerah. UPT melakukan pendampingan dan pembinaan mulai dari pembangunan kandang, pemeliharaan ayam sampai aktivitas pemanenan hasil.

BBIB Singosari dan Pusvetma adalah dua UPT yang diberi tanggung jawab sebagai satuan kerja (satker) pelaksana untuk provinsi Jawa Timur, untuk Jawa Tengah ditunjuk BBPTU-HPT Baturraden dan BBVet Wates.

UPT lain yang dilibatkan yakni BVet Subang bertanggung jawab untuk wilayah Banten, BBVet Denpasar (Gorontalo), BBVet Maros dan BIB Lembang untuk Provinsi Sulawesi Selatan, BVet Banjarbaru (Sulawesi Barat), BPTU-HPT Sapi Bali (Sulawesi Tenggara), BPTU-HPT Padang Mengatas (Bengkulu dan Sumatera Barat), BVet Bukittinggi (Kep. Riau dan Sumatera Selatan), BVet Medan (Sumatera Utara) serta BPTU-HPT Pelaihari ditetapkan sebagai Satker pelaksana untuk Provinsi Kalimantan Selatan.

Sementara itu Kepala Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Soeharsono menyebutkan program Bekerja kini sudah berada pada tahap pengembangan di berbagai daerah.

“Kita tengah mempersiapkan pengganti indukan (di masyarakat) yang diikuti dengan kegiatan pembibitan kembali di tingkat rumah tangga miskin (RTM)," ujarnya.

Dalam tahap pengembangan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Dengan demikian, program Bekerja masuk dalam program kerja BUMDes, sehingga kegiatan tersebut bisa di-cover desa.

BUMDes nantinya memanfaatkan telur tetas dari RTM kemudian didistribusikan kembali untuk program desa. Selain menetaskan dan membibitkan, kemandirian pakan juga didorong agar bisa memberdayakan pakan lokal sebagai bahan baku pakan ayam KUB.

“Balitbang Pertanian membuat model untuk menghidupkan kembali program bantuan pengolahan untuk memproduksi pakan berbasis bahan lokal. Tahun 2019 ini dalam tahap implementasi,” tuturnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Kementan dan Satgas Pangan Investigas Penyebab Disparitas Harga Ayam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler