Lupakan Batu Bara, Saatnya Fokus Perdagangan dan Jasa

Kamis, 06 Juli 2017 – 01:04 WIB
Ilustrasi batu bara. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda diminta menyiapkan berbagai strategi agar tak terlalu bergantung pada batu bara.

Misalnya, dengan menciptakan daya tarik perdagangan dan jasa.

BACA JUGA: Seraaaammm.... Anjing Berkepala Manusia Masih Berkeliaran

Akademisi ekonomi dari Universitas Mulawarman Hairul Anwar mengatakan, duit di hampir setiap kota modern berasal dari sektor perdagangan dan jasa.

Menurut Hairul, aneh bila di perkotaan ada tambang batu bara.

BACA JUGA: Dimangsa Ular? Kok Mata Dicongkel dan Lidahnya Dicabut?

“Sekitar 68 persen kontribusi terhadap PDRB Samarinda adalah perdagangan dan jasa,” kata Hairul.

Sejumlah ibu kota di Indonesia menjadi barometer suksesnya perkotaan dengan mengandalkan perdagangan dan jasa untuk meraup penghasilan asli daerah (PAD).

BACA JUGA: Pembunuhan Mengerikan, Sabudin Tewas Mengenaskan

Sektor perparkiran di ibu kota Kaltim bakal memberikan dampak signifikan bagi PAD jika diseriusi.

Menurut dia, pemkot perlu mengembangkan pertanian di perkotaan dengan lahan seadanya dengan jenis sayur dan buah yang cepat panen.

Hal itu bisa mengurangi ketergantungan Samarinda dari pasokan barang dari luar daerah.

 “Berapa ketahanan pangan Samarinda bila pasokan terhenti? Bisa jadi tak tahan lebih dari tiga hari,” papar dia.

Dia mengakui, sektor pertambangan juga mengundang masyarakat datang ke Samarinda.

Namun, ketergantungan terhadap pertambangan yang tidak stabil itu harus disudahi.

“Biaya perbaikan lingkungan lebih mahal dibandingkan kontribusinya. Dampak kerusakan bikin Samarinda banjir. Padahal, sektor perdagangan dan jasa mengandalkan kenyamanan bebas banjir,” ujar dia.

Selain itu, sektor perumahan juga harus dibatasi dengan sangat selektif. Pembangunan properti saat ini sudah menyasar ke bukit dan rawa.

Hal ini dinilai ikut menyumbang kontribusi banjir di Samarinda jika tidak dikelola dengan detail.

Sektor pendidikan dan kesehatan di Samarinda, sambung Hairul, perlu dikembangkan terus.

Sebab, fasilitas yang ada di ibu kota Kaltim itu membuat masyarakat dari berbagai daerah merujuk dan beraktivitas di Samarinda.

“Orang tua belanja keperluan sekolah di Samarinda, begitu pula yang berobat di sini. Hanya Balikpapan, Penajam, dan Paser yang tak dilayani Samarinda. Ibaratnya, Samarinda dibiarkan tidur saja dapat duit, apalagi kalau diurusi dengan benar,” ungkap dia.

Kehadiran Bandara Samarinda Baru (BSB) dan Trans Studio diyakini menciptakan nilai tambah yang lebih kuat di sektor perdagangan jasa. (hdd/lhl/k18)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Mistis! Mati Tiap Jumat, Menghadap Barat, Kaki Menempel


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler