M Nuh: Bahasa Bisa jadi Penguat Komunitas ASEAN

Senin, 18 Oktober 2010 – 17:45 WIB
JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh menerangkan, bahasa bukan sekadar sebagai aspek fungsional semata, tetapi juga memiliki peran penting sebagai identitas suatu bangsa"Bahasa juga merupakan cerminan kondisi terkini dan mendatang suatu bangsa

BACA JUGA: Nilai Unas Bukan Penentu Kelulusan

Bahkan, bahasa dapat dijadikan penguat komunitas ASEAN," ungkap Mendiknas, saat membuka "Governing Board Meeting Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Quality Improvement of Teacher and Education Personnel in Language (SEAMEO Regional Centre for QITEP in Language)", di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Senin (18/10).

Ikut hadir pada acara itu, SEAMEO Secretary Dato Ahmad bin Sipon, Acting Director SEAMEO QITEP in Languange Muhammad Hatta, serta Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kemdiknas, Baedhowi
Adapun para peserta sendiri terdiri atas perwakilan negara-negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Timor Leste, Filipina, Singapura, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam - hanya delegasi Myanmar dan Vietnam yang tak hadir.

Mendiknas menyampaikan, keberadaan SEAMEO-QITEP in Language dalam pengembangan bahasa sendiri, memiliki dua peran sekaligus

BACA JUGA: UU Pramuka Harus Jadi Solusi Persoalan Kepanduan

Yaitu sebagai diplomasi kultural dan pertukaran nilai bahasa
Menurut Mendiknas, kekuatan dunia saat ini telah bergeser dari Eropa dan Amerika ke Asia

BACA JUGA: Giliran SMP Negeri 4 Mau Ambruk

"Negara kawasan Asia Tenggara akan menjadi sumber pengembangan dunia ke depanKeberadaan QITEP in languange ini sangat penting tidak hanya sekadar untuk pendidikan, tetapi juga sebagai bagian penguatan bangsa antar anggota SEAMEO," katanya.

Sementara itu, Dirjen PMPTK Kemdiknas Baedhowi juga menyampaikan, SEAMEO-QITEP in Language adalah salah satu dari 19 SEAMEO CenterSEAMEO-QITEP in Language baru pertama kali mengadakan governing board meeting sejak diresmikan pada 13 Juli 2009, oleh Presiden SEAMEO Council Jurin Laksanavisit yang menjabat Menteri Pendidikan Thailand"Indonesia (dalam hal ini) diharapkan bisa memberikan layanan kepada negara-negara lain untuk melakukan pelatihan bahasa Mandarin, Jepang, Arab, Jerman dan Indonesia," ujarnya.

Baedhowi lantas menyebutkan, berdasarkan hasil studi fisibilitas, diketahui terdapat 5.027.305 guru dan 342.000 kepala sekolah di negara-negara anggota SEAMEO yang perlu ditingkatkan kompetensinyaMereka terutama adalah para guru di daerah terpencil dan tidak terjangkau.

Sementara, Acting Director SEAMEO QITEP in Languange, Muhammad Hatta mengatakan, sejak lembaga ini diinisiasi pada 2009, telah dilakukan tiga kali pelatihan bahasa bagi guru-guruBahkan kata dia, pelatihan telah dimulai pada 2008 untuk tiga bahasa yaitu Indonesia, Mandarin dan Arab"Berdasarkan analisis kebutuhan, kemudian diajarkan juga bahasa Jepang dan Jerman," imbuhnya.

Untuk diketahui pula, khusus pembelajaran bahasa Inggris, telah dilaksanakan oleh SEAMEO-RELC di SingapuraSementara selain SEAMEO-QITEP in Language, terdapat juga SEAMEO-QITEP Science dan Mathematics, yakni masing-masing di Bandung dan di DI Yogyakarta.

Hatta pun mengungkapkan, permintaan komunitas untuk belajar bahasa Indonesia sendiri cukup tinggiDia mengatakan, pada tahun lalu pihaknya telah mengirimkan sejumlah instruktur ke Filipina dan Thailand"Tahun ini juga ada permintaan instruktur bahasa Indonesia ke Vietnam," katanya lagi(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Ajukan Tiga Pilihan Penyelenggaraan Unas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler