KRI Nanggala 402

Maaf, Keluarga Sertu Achmad Faisal Belum Mau Menerima Banyak Tamu

Selasa, 27 April 2021 – 10:45 WIB
Kepala Desa Gebangkerep Didi Madiyono yang juga paman Sertu Kom Achmad Faisal di depan rumah Mujiono-Tuliyah, Senin (26/4). Foto: NANANG RENDI AHMAD/JAWA POS RADAR SEMARANG

jpnn.com, PEKALONGAN - Keluarga Sertu Kom Achmad Faisal di Kabupaten Pekalongan menutup diri sejak KRI Nanggala 402 hilang kontak hingga dinyatakan tenggelam.

Mereka belum mau menerima banyak tamu dan karangan bunga.

BACA JUGA: Berkhotbah soal KRI Nanggala 402, Ustaz Ruddin Menangis Lalu Meninggal di Mimbar

Keluarga masih berharap ada keajaiban dan mukjizat untuk Achmad Faisal dan seluruh awak Nanggala 402.

Rumah asal Sertu Kom Achmad Faisal di kampung halamannya Dukuh Santri Urip RT 2 RW 6, Desa Gebangkerep, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, sepi.

BACA JUGA: Para Istri Prajurit KRI Nanggala 402, Siap, Ikhlas, Saling Menguatkan

Saat Radar Semarang datang ke sana, Senin (26/4), pintu rumah itu tertutup.

Hanya ada dua karangan bunga ucapan belasungkawa terpajang di halaman.

BACA JUGA: Sidang Habib Rizieq Ditunda, JPU Bakal Hadirkan Saksi Ahli

Satu dari keluarga besar Pangkalan TNI AL (Lanal) Tegal, dan satu lagi dari Bupati Pekalongan Asip Kholbihi.

Di rumah itulah Sertu Kom Achmad Faisal, 29, lahir dan tumbuh bersama enam saudaranya oleh pasangan Mujiono dan Tuliyah.

Faisal dan 52 awak KRI Nanggala-402 lainnya telah dinyatakan meninggal oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Beruntung, Radar Semarang masih bisa mewawancarai adik Achmad Faisal yang juga seorang prajurit TNI AL, Serda Rohman, 26.

Meski ia juga masih tampak drop dan irit berbicara. Wawancara hanya bisa dilakukan di bibir pintu.

”Kami biasa bertukar cerita soal latihan prajurit. Kakak saya sempat berpesan kepada saya hati-hati saat latihan,” ujarnya.

Rohman mengatakan kedua orang tuanya masih sangat bersedih. Sejak KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak, bapak dan ibunya hanya diam di kamar.

”Sebab, kalau mengikuti berita televisi, bapak dan ibu nangis terus. Televisi saya matikan sampai sekarang,” katanya.

Serda Rohman terakhir berkomunikasi dengan kakaknya sekitar seminggu yang lalu.

Dia juga mengetahui kakaknya itu menjadi salah satu awak KRI Nanggala-402. Serda Rohman sering bersama saat latihan, tetapi berbeda kapal.

“Sebelum dia berlayar, saya masih sempat melihat. Wong di sana bareng kok,” ucapnya.

Wawancara kemudian dilanjutkan oleh pamannya, Didi Madiyono.

Menurutnya, keluarga Mujiono-Tuliyah berhasil mendidik anak. Meski hanya pasangan tukang kayu dan petani, anak mereka bersekolah kedinasan dan menjadi prajurit TNI, baik angkatan darat maupun laut. Ada juga yang bekerja di mekanik penerbangan.

“Lima anak laki-lakinya sudah jadi semua. Yang dua perempuan. Satu sedang mendaftar komando wanita angkatan darat, tetapi katanya gagal dan akan mencoba lagi. Satu lagi di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN),” ucap Didi yang juga Kepala Desa Gebangkerep ini.

Sejak menjadi prajurit TNI AL, Sertu Kom Achmad Faisal tinggal di Perum Quality Riverside, Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia memperistri Aulia Marisa, dan dikaruniai satu anak bernama Adnan Zaydan Abdillah yang masih berusia satu tahun.

Didi mewakili keluarga meminta maaf karena masih membatasi kunjungan tamu.

Sebab, kedua orang tua Sertu Kom Achmad Faisal masih sangat terpukul. “Kalau ada tamu bawaannya menangis. Kemarin teman-teman paguyuban kepala desa akan mengirim karangan bunga saja saya cegah. Karena keluarga masih berharap ada keajaiban,” katanya.(nra/aro)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler