Maaf, Tol Semarang-Solo Belum Bisa Dipakai Pemudik

Minggu, 12 Juni 2016 – 16:36 WIB
Sejumlah pekerja tengah memadatkan tanah dengan alat berat untuk jalur tol Semarang-Solo seksi III Bawen–Salatiga di wilayah Tuntang, Kabupaten Semarang. Foto: Eko Wahyu/Radar Semarang/JPG

jpnn.com - SEMARANG – Target untuk mengoperasikan jalan tol Semarang-Solo seksi III (Bawen-Salatiga) untuk pemudik pada Lebaran tahun ini sepertinya tak akan tercapai. Sebab, jalan tol sepanjang 17,6 kilometer itu masih belum layak pakai.

Pengerjaan fisik tol Bawen-Salatiga yang terlihat paling belum siap adalah jalur utama setelah jembatan Tuntang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun tak akan memaksakan kesiapan tol itu untuk dilintasi pemudik.

BACA JUGA: MUI Dukung Razia Warteg di Serang

”Kalau memang tidak bisa dipakai, ya tidak perlu dipaksa. Tapi proses tetap terus didorong,” ucapnya seperti diberitakan Radar Semarang (Jawa Pos Group).

Hingga saat ini Ganjar juga belum bisa memastikan apakah ruas tol Bawen-Salatiga bisa digunakan atau tidak saat arus mudik nanti. Politikus PDIP ini masih menunggu hasil uji kelayakan dari pihak-pihak terkait.

BACA JUGA: Meriah, Warga Kota Daeng Sambut Para Taruna AAL

Ganjar pun tidak akan mengizinkan jalan tol itu dioperasikan jika memang dinyatakan tidak layak. Karenanya, pemudik bisa menggunakan jalur lain yang sudah disiapkan keamanan dan kenyamanannya.

”Ngapain kita memaksakan satu jalur terus kemudian keamanannya mengancam? Kan bahaya. Lebih baik dituntaskan sampai betul-betul siap. Kalau siap, kita langsung pakai. Kalau tidak layak ya jangan,” tuturnya.

BACA JUGA: Mbak Sri Sang Utusan Tuhan di Pekalongan Akhirnya Bertobat, Tapi...

Direktur Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Arie Nugroho, menambahkan, pembukaan jalan tol masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, ada opsi lain yang sedang dikaji. Yakni menggunakan jalan milik Perhutani sebagai jalur alternatif.

Arie menjelaskan, jika tol Bawen-Salatiga dipaksakan beroperasi saat mudik maka di di pintu keluar akan dibelokkan menuju jalan milik Perhutani. Hanya saja, katanya, rencana ini sangat berisiko bagi keselamatan pengendara.

Ia menjelaskan, opsi yang paling memungkinkan jika tol Bawen-Salatiga terpaksa dioperasikan adalah dengan rekayasa lalu lintas. Pengendara akan diperbolehkan menggunakan satu jalan di salah satu ruas setelah Simpang Susun Bawen. Selanjutnya, pemudik akan dibelokkan di wilayah Asinan menuju jalan milik Perhutani.

Arus mudik terpaksa dibelokkan katena Jembatan Tuntang belum bisa dilalui. Karenanya, TMJ masih akan menunggu perintah lebih lanjut dari Kementerian PUPR.

”Tol ini kan salah satu alternatif pengurai kemacetan. Kalau tidak dibuka ya tidak apa-apa, karena daripada menanggung risiko keselamatan,” katanya.

Dari data TMJ hingga awal Juni lalu, konstruksi fisik tol Bawen-Salatiga baru mencapai 44 persen. Sedangkan tol layak dilintasi jika tahapan konstruksinya sudah mencapai  60 persen. Sementara estimasi pengerjaannya hanya sekitar 1,6 persen per minggu.(jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Tanah Suci, Si Doel Sampaikan Imbauan untuk Satpol PP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler