JAKARTA - Pelemparan Bom Molotov dan penembakan terhadap rumah Calon Bupati (Cabup) Kabupaten Aceh Utara, Munir, Selasa (10/1) sekitar pukul 03.30 WIB menambah parah tingkat kerawanan Aceh menjelang Pemilukada yang akan digelar Febuari mendatang. Mabes Polri pun meminta jajarannya di Aceh meninjau ulang peta kerawanan wilayah yang sebelumnya dijadikan pedoman dalam pengamanan.
’’Seperti Kapolres Aceh Utara, dia harus mengevaluasi kembali apakah anatomy of crime, atau apakah dia dalam rangka untuk memetakan wilayah itu sudah tepat atau belum. Berarti itu kan ada kegagalan. Berarti kan pemetaan dia belum pas,’’ ujar Kadiv Humas Polri Irjen (pol) Saud Usman nasution di Mabes Polri Jakarta, Selasa (10/1).
Sebelumnya kepolisian di Aceh telah melakukan pemetaan kerawanan daerah. Ini akan digunakan untuk mempermudah pengamanan menjelang perhelatan Pemilukada mendatang. Namun demikian serangkaian aksi kekerasan bersenjata masih saja terjadi di ujung barat Indonesia itu.
’’Seharusnya, kalau memang dia sudah memetakan, di mana calon-calon Pilkada, dia harus petakan itu bila perlu berikan pengamanan dan bila perlu ada ekstra,’’ tambah Saud.
Karena itulah Saud menilai peristiwa tersebut sebagai salah satu pembelajaran untuk pembenahan pemetaan kerawanan tersebut. Menurutnya, dalam pemetaan itu unsur-unsur kepolisian terrendah seperti Polsek harus benar-benar dioptimalkan. Alasannya, satuan terbawah inilah yang dianggap lebih faham mengenai kondisi sebenarnya di masyarakat.
‘’Kalau besok masih ada lagi terjadi pada calon peserta pilkada, berarti kan si Kapolres itu tidak tanggap, berarti pemetaan dia belum benar,’’ pungkasnya.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rizal Ramli Terus Dorong Gerakan Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi