JAKARTA -- Penembakan sadis Kepala BRI Cabang Palu Edison Tampubolon di Palu, Sulawesi Tengah jadi atensi Detasemen Khusus 88 Mabes Polri. Korps burung hantu menganalisa kemungkinan aksi kriminal itu terkait dengan terorisme.
"Sekarang Mabes Polri sedang berkoordinasi dengan penyidik Polda Sulteng, apakah ada unsur-unsur yang mengarah ke terorisme masih didalami," ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di Jakarta kemarin (25/05).
Edison ditembak dengan bengis oleh dua orang di jalan Soeprapto, Kota Palu Jumat malam sekitar pukul 22. 45 Wita. Dari keterangan sopir korban, pelaku mengenakan penutup muka.
Pelaku memepet mobil korban dan langsung menembak. Edison terkena di pipi kiri dan tangan kanan. Namun, dua pelaku itu tidak mengambil barang apapun dari mobil. Mereka juga langsung kabur setelah menembak. Kondisi Edison sendiri sekarang masih dalam tahap pemulihan setelah berhasil lolos dari masa kritis.
Agus menjelaskan penembakan itu menjadi perhatian utama Polda Sulteng saat ini. "Penjuru penyidiknya masih disana, tapi tim dari Mabes jika dibutuhkan akan membantu," kata mantan Kabidhumas Polda Papua itu.
Palu merupakan hot zone dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Setelah berhasil mengungkap kelompok mujahidin Indonesia kawasan barat yang digawangi Abu Roban cs dari Batang, Jawa Tengah, Densus masih punya pekerjaan rumah menangkap Santoso. Pria yang dijuluki komandan mujahidin dari Timur itu beroperasi di seantero Sulawesi Tengah.
Kelompok Abu Roban dikenal sebagai spesialis pencari dana operasi atau fa"i. Mereka merampok berbagai bank BRI baik di Jawa Tengah maupun Lampung. Menurut penjelasan Kepala BNPT Ansyad Mbai sebelumnya, kelompok Abu Roban dan Santoso masih dalam satu simpul.
Polri juga belum berhasil menangkap narapidana kasus teror Basri alias Bagong, yang kabur dari Lapas Tojo Una-Una, Ampana Sulawesi Tengah. Basri adalah terpidana 19 tahun dan master mind beberapa teror di Poso pada tahun 2006-2007.
Kombes Agus Rianto menambahkan, serangan teroris saat ini sudah melebar ke berbagai target. Tidak hanya aparat namun juga ke warga sipil. "Kami belum bisa pastikan penembakan itu terorisme, tapi upaya penyelidikan ke motif itu ada dan masih berjalan," katanya.(rdl)
"Sekarang Mabes Polri sedang berkoordinasi dengan penyidik Polda Sulteng, apakah ada unsur-unsur yang mengarah ke terorisme masih didalami," ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di Jakarta kemarin (25/05).
Edison ditembak dengan bengis oleh dua orang di jalan Soeprapto, Kota Palu Jumat malam sekitar pukul 22. 45 Wita. Dari keterangan sopir korban, pelaku mengenakan penutup muka.
Pelaku memepet mobil korban dan langsung menembak. Edison terkena di pipi kiri dan tangan kanan. Namun, dua pelaku itu tidak mengambil barang apapun dari mobil. Mereka juga langsung kabur setelah menembak. Kondisi Edison sendiri sekarang masih dalam tahap pemulihan setelah berhasil lolos dari masa kritis.
Agus menjelaskan penembakan itu menjadi perhatian utama Polda Sulteng saat ini. "Penjuru penyidiknya masih disana, tapi tim dari Mabes jika dibutuhkan akan membantu," kata mantan Kabidhumas Polda Papua itu.
Palu merupakan hot zone dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Setelah berhasil mengungkap kelompok mujahidin Indonesia kawasan barat yang digawangi Abu Roban cs dari Batang, Jawa Tengah, Densus masih punya pekerjaan rumah menangkap Santoso. Pria yang dijuluki komandan mujahidin dari Timur itu beroperasi di seantero Sulawesi Tengah.
Kelompok Abu Roban dikenal sebagai spesialis pencari dana operasi atau fa"i. Mereka merampok berbagai bank BRI baik di Jawa Tengah maupun Lampung. Menurut penjelasan Kepala BNPT Ansyad Mbai sebelumnya, kelompok Abu Roban dan Santoso masih dalam satu simpul.
Polri juga belum berhasil menangkap narapidana kasus teror Basri alias Bagong, yang kabur dari Lapas Tojo Una-Una, Ampana Sulawesi Tengah. Basri adalah terpidana 19 tahun dan master mind beberapa teror di Poso pada tahun 2006-2007.
Kombes Agus Rianto menambahkan, serangan teroris saat ini sudah melebar ke berbagai target. Tidak hanya aparat namun juga ke warga sipil. "Kami belum bisa pastikan penembakan itu terorisme, tapi upaya penyelidikan ke motif itu ada dan masih berjalan," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Pastikan Perlakuan Khusus ke Darin Mumtazah
Redaktur : Tim Redaksi