JAKARTA - Mabes Polri terus mendalami kasus penembakan terhadap empat orang tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Jogjakarta yang pelakunya masih misterius. Bahkan untuk mengungkap kasus ini, Mabes Polri juga memberdayakan Detasemen Khusus (Densus) 88.
Hal ini tersirat dari penyampaian Karopenmas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menjawab wartawan di sela-sela Rakornis Polri di Jakarta, Selasa (26/3). Dia mengatakan, bahwa semua sumber daya Polri dimanfaatkan memburu penembak misterius itu, termasuk Densus 88.
"Prinsipnya semua sumber daya di Polri dimafaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan pengungkapan. Jadi sumber daya Polri (Densus 88)termasuk unsur-unsur yang diperbantukan Mabes Polri harus dimanfaatkan untuk mendukung," kata Boy menjawab wartawan.
Dia melanjutkan, guna mengungkap penyidikan kasus ini, penyidik Polri masih mempelajari temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan saksi maupun olah TKP yang dilakuan tim laboratorium forensik. Antara lain selongsong, proyektil, dan penjelasan saksi dari sipir penjara maupun napi yang berada di sel-sel lain di Lapas Cebongan.
"Hasilnya masih kita lakukan analisis. Dari penjelasan mereka diharapkan ada petunjuk baru yang membantu penyidikan lebih teratah. Pekerjaan ini tidak mudah, harus ada upaya pengumpulan fakta lebih akurat," ujar mantan Kapoltabes Padang ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat orang tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal yang berpakaian tertutup ala Ninja di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) dini hari lalu. Mereka adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan.
Mereka sebelumnya ditangkap setelah diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus, Sertu Heru Santosa, Selasa (19/3) lalu. Aksi penyerbuan dan penembakan di Lapas Cebongan berlangsung hanya sekitar 10 menit itu. Para pelaku yang berjumlah belasan orang disebut mengenakan cadar. (fat/jpnn)
Hal ini tersirat dari penyampaian Karopenmas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menjawab wartawan di sela-sela Rakornis Polri di Jakarta, Selasa (26/3). Dia mengatakan, bahwa semua sumber daya Polri dimanfaatkan memburu penembak misterius itu, termasuk Densus 88.
"Prinsipnya semua sumber daya di Polri dimafaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan pengungkapan. Jadi sumber daya Polri (Densus 88)termasuk unsur-unsur yang diperbantukan Mabes Polri harus dimanfaatkan untuk mendukung," kata Boy menjawab wartawan.
Dia melanjutkan, guna mengungkap penyidikan kasus ini, penyidik Polri masih mempelajari temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan saksi maupun olah TKP yang dilakuan tim laboratorium forensik. Antara lain selongsong, proyektil, dan penjelasan saksi dari sipir penjara maupun napi yang berada di sel-sel lain di Lapas Cebongan.
"Hasilnya masih kita lakukan analisis. Dari penjelasan mereka diharapkan ada petunjuk baru yang membantu penyidikan lebih teratah. Pekerjaan ini tidak mudah, harus ada upaya pengumpulan fakta lebih akurat," ujar mantan Kapoltabes Padang ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat orang tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal yang berpakaian tertutup ala Ninja di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) dini hari lalu. Mereka adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan.
Mereka sebelumnya ditangkap setelah diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus, Sertu Heru Santosa, Selasa (19/3) lalu. Aksi penyerbuan dan penembakan di Lapas Cebongan berlangsung hanya sekitar 10 menit itu. Para pelaku yang berjumlah belasan orang disebut mengenakan cadar. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Pidie Jaya NAD Digarap KPK
Redaktur : Tim Redaksi