BANDUNG – Kerjasama untuk memerangi kejahatan antar negara dilakukan antar Bareskrim Mabes Polri dengan Jabatan Siasat Jenayah (JSJ) dan Jabatan Siasatan Jenayah Komersil (JSJK) Polisi Diraja Malaysia (PDRM).
Dalam kerjasama tersebut dibahas tentang penegakan hukum yang menyangkut trans nasional crime dan tradisional crime, kejahatan ekonomi, dan, people smugling, trafficking person termasuk cyber crime.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Sutarman disela-sela Pertemuan Bilateral ke-3 antar Bareskrim Mabes Polri, JSJ PDRM, dan JSJK PDRM di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis(14/2).
Sutarman mengungkapkan, hal tersebut dirasa perlu mengingat antara Indonesia dan Malaysia sudah tidak ada lagi batasan. Dalam pertemuan kali ini, kedua belah pihak bertukar informasi mengenai kejahatan dan para pelaku yang beraksi diantara kedua wilayah. “Kita bukan hanya bekerjasama dengan Malaysia, tapi juga dengan negara lain seperti Australia untuk memerangi kasus serupa,” terangnya.
Hingga kini, pihaknya mengaku masih mencari formulasi untuk bisa bekerjasama dalam hal penangkapan pelaku kriminal Indonesia yang kabur ke Malaysia. “Hukum kita berbeda. Polisi kita tidak bisa menangkap pelaku di Malaysia, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama untuk menangkap pelaku sesuai dengan permintaan kepolsian negara masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, dikatakannya kejahatan didunia maya atau dikenal cyber crime kini menjadi salah satu perhatian serius pihak kepolisian Indonesia dan Malaysia. Cyber crime kini semakin marak karena hampir semua masyarakat sudah bisa terhubungg langsung dengan telepon dan komputer.
“Sehingga dengan mudah bisa digunakan untuk kepentingan komersil dan kejahatan. Namun sekarang kita punya labotorium cyber crime yang bisa digunakan antar kawasan,” terangnya.
Sutarman mencontohkan, saat ini modus yang digunakan para pelaku untuk menghack sebuah website dengan cara mendirect dari IP Adres luar negeri seperti Singapur dan Malaysia dan selanjutnya masuk ke website Indonesia. “Untuk itu perlu kerjasama dengan polisi kawasan setempat,” jelasnya.
Sementara itu, Delegasi JSJ PDRM, Komisioner Polis Datuk Seri Mohd Bakri bin Mohd Zinin berharap dengan pertemuan seperti ini kepolisian di Indonesia dan Malaysia bisa lebih ditingkatkan untuk memastikan rancangan penanggulangan kriminalitas yang baik.
“Kita perlu peningkatan kerjasama masalah kriminal ini adalah masalah seluruh. Kerjasama ini kita bangun untuk bisa mengambil tindakan-tindakan bersama dama memastikan kriminal tertangani dengan baik,” terangnya.
Disinggung perihal kejahatan dunia maya atau cyber crime pihaknya membenarkan adanya pembahasan mengenai cyber crime dalam pertemuan bilateral yang sudah tiga kali berlangsung ini.
“Kita akan berbincang berkaitan dengan cyber crime dan trafficking. Kita perlu peningkatan kerjasama masalah kriminal agar kriminal tertangani dengan baik,” bebernya.(bal)
Dalam kerjasama tersebut dibahas tentang penegakan hukum yang menyangkut trans nasional crime dan tradisional crime, kejahatan ekonomi, dan, people smugling, trafficking person termasuk cyber crime.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Sutarman disela-sela Pertemuan Bilateral ke-3 antar Bareskrim Mabes Polri, JSJ PDRM, dan JSJK PDRM di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis(14/2).
Sutarman mengungkapkan, hal tersebut dirasa perlu mengingat antara Indonesia dan Malaysia sudah tidak ada lagi batasan. Dalam pertemuan kali ini, kedua belah pihak bertukar informasi mengenai kejahatan dan para pelaku yang beraksi diantara kedua wilayah. “Kita bukan hanya bekerjasama dengan Malaysia, tapi juga dengan negara lain seperti Australia untuk memerangi kasus serupa,” terangnya.
Hingga kini, pihaknya mengaku masih mencari formulasi untuk bisa bekerjasama dalam hal penangkapan pelaku kriminal Indonesia yang kabur ke Malaysia. “Hukum kita berbeda. Polisi kita tidak bisa menangkap pelaku di Malaysia, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama untuk menangkap pelaku sesuai dengan permintaan kepolsian negara masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, dikatakannya kejahatan didunia maya atau dikenal cyber crime kini menjadi salah satu perhatian serius pihak kepolisian Indonesia dan Malaysia. Cyber crime kini semakin marak karena hampir semua masyarakat sudah bisa terhubungg langsung dengan telepon dan komputer.
“Sehingga dengan mudah bisa digunakan untuk kepentingan komersil dan kejahatan. Namun sekarang kita punya labotorium cyber crime yang bisa digunakan antar kawasan,” terangnya.
Sutarman mencontohkan, saat ini modus yang digunakan para pelaku untuk menghack sebuah website dengan cara mendirect dari IP Adres luar negeri seperti Singapur dan Malaysia dan selanjutnya masuk ke website Indonesia. “Untuk itu perlu kerjasama dengan polisi kawasan setempat,” jelasnya.
Sementara itu, Delegasi JSJ PDRM, Komisioner Polis Datuk Seri Mohd Bakri bin Mohd Zinin berharap dengan pertemuan seperti ini kepolisian di Indonesia dan Malaysia bisa lebih ditingkatkan untuk memastikan rancangan penanggulangan kriminalitas yang baik.
“Kita perlu peningkatan kerjasama masalah kriminal ini adalah masalah seluruh. Kerjasama ini kita bangun untuk bisa mengambil tindakan-tindakan bersama dama memastikan kriminal tertangani dengan baik,” terangnya.
Disinggung perihal kejahatan dunia maya atau cyber crime pihaknya membenarkan adanya pembahasan mengenai cyber crime dalam pertemuan bilateral yang sudah tiga kali berlangsung ini.
“Kita akan berbincang berkaitan dengan cyber crime dan trafficking. Kita perlu peningkatan kerjasama masalah kriminal agar kriminal tertangani dengan baik,” bebernya.(bal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diminta Ada Batas Dengan Perusak Negara
Redaktur : Tim Redaksi