Mabes Sebut JAT Dalang Teror Poso

Senin, 31 Desember 2012 – 06:54 WIB
JAKARTA---Mabes Polri mulai berani terang-terangan menyebut kelompok di balik teror Poso. Itu setelah tim Polri di lapangan berhasil meringkus dua orang yang diduga antek teroris.

Kedua terduga teroris itu bernama Riyadi alias Mas Riad, dan Sugiyanto Latif alias Papa Latif ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/12/2012). Polri menyebut mereka merupakan anggota organisasi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

"Ya memang dari kelompok JAT," kata Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta, Minggu (30/12/2012). JAT adalah organisasi yang didirikan Abu Bakar Baasyir. Kini Baasyir berada di LP Nusakambangan karena divonis bersalah dalam kasus pelatihan semi militer (tadrib asykari) di Jalin Jantho, Aceh.

Suhardi menjelaskan, dua terduga teroris itu berperan besar dalam menyembunyikan pelarian DPO bernama Santoso, dan anggota jaringan teroris Poso, Sulawesi Tengah lainnya. "Mereka yang menyembunyikan DPO (daftar pencarian orang) kelompok Santoso," ujar mantan Wakapolda Metro Jaya itu.

Santoso atau juga dikenal sebagai Abu Wardah adalah orang yang diklaim Polri sebagai dalang utama teror di Poso akhir-akhir ini. Di forum online, Santoso menyebut dirinya, Amir Mujahidin Indonesia Timur.

Suhardi menjelaskan Sugiyanto alias Latif ditangkap di Desa Labuan, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, sementara terduga teroris Riyadi ditangkap di Poso Kota pada Sabtu (29/12) sekitar pukul 13.00 WITA.

Santoso sendiri disebut-sebut sebagai penggerak berbagai pelatihan paramiliter di Poso, yang mencakup perakitan senjata dan bom untuk persiapan aksi teror. Kegiatan itu diduga melahirkan kelompok-kelompok teroris baru yang kerap beraksi di berbagai wilayah di Indonesia.    

Dikonfirmasi soal pernyataan Polri itu, JAT membantah keras anggotanya terlibat pembunuhan dua polisi di Dusun Tamanjeka pada 16 Oktober 2012 dan penembakan anggota Brimob pada 20 Desember 2012 lalu.

"Dua orang tersebut bukan anggota JAT dan dari informasi yang kami dapat bahwa Latif ditangkap seusai salat zuhur di masjid," kata Juru Bicara JAT Son Hadi dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (30/12).

Son Hadi mensinyalir tuduhan polisi yang menyebut keterlibatan JAT adalah upaya sistematis yang memaksakan kehendak untuk mengkriminalisasi organisasi itu.

Karena itu, menurutnya, skenario yang dibuat polisi adalah pelaku yang terlibat pembunuhan polisi di Tamanjeka harus anggota JAT. "Ini adalah skenario besar untuk membredel JAT sekaligus membuat JAT ditakuti masyarakat. Ini fitnah," katanya. (rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Sampai Parpol Dikuasai Pemilik Modal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler