jpnn.com - BALIKPAPAN – Kejadian berikut ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita agar lebih arif dalam bertutur. Akibat mengancam teman sendiri, Mesli (24) pemuda Jalan Soekarno-Hatta Km 21 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara tewas bersimbah darah setelah ditikam, Kamis (28/5) sekira pukul 23.00 Wita di Km 17.
Adalah Rais (30), karib sekaligus tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut. Kini harus menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Balikpapan Utara sejak ditangkap, tak berselang lama setelah kejadian.
BACA JUGA: Hanya Disalam Dua Kali, Kalung Emas dan Uang dalam ATM Ludes
Awal kejadian ini, Rais dan dua temannya lebih dulu mendatangi sebuah lokasi di Km 17 Karang Joang, Balikpapan Utara. Niatnya menikmati malam dengan minum bersama. Padahal eks lokalisasi itu sebetulnya sudah ditutup oleh pemerintah kota (pemkot), tapi masih saja dihiasi dengan aktivitas dunia malam seperti penjualan minuman keras (Miras).
Mereka kemudian memesan 15 botol bir dan diminum bersama sembari ditemani beberapa cewek penghibur. Tak berselang lama, korban Mesli juga datang bersama temannya bergabung bersama Rais.
BACA JUGA: Mencuri Buat Foya-Foya, Eh.. Malah Ketangkap Massa.. Begini Hasil Akhirnya
“Saya kenal sama korban, dia yang bawa mobil buat ngambil nanas saat kebun nanas saya panen, saat itu baru minum 10 botol bir tapi ramai-ramai,” kisah Rais.
Entah ada angin apa, Melsi mengancam tersangka. Mengetahui ini dari temannya yang lain, Rais pun gelisah. Meski sedikit ganjal, lanjut Rais, korban berjalan keluar dari tempat tersebut meninggalkan kelompok dan pamit.
BACA JUGA: Terlacak Berkat Aplikasi Smartphone, Duo Jambret Didor
Belum beberapa langkah, tersangka memanggil korban dan akhirnya kembali. Cekcok mulut tak terhindarkan, korban sempat mencekik tersangka dan dihempaskan ke dinding. Pertarungan itu tidak berpihak ke korban, dengan posisi tersudut, tersangka mencabut sebuah badik yang diselipkan di pinggang sebelah kiri.
“Saya itu tidak ada masalah sama dia, tiba-tiba saya dicekik sampai saya tidak bisa bernapas,” ungkap pria yang baru satu tahun di Kutai Kartanegara (Kukar) ini.
Badik dalam pegangan tangan kanan dihunuskan ke arah badan korban, tepat di bawah ketiak sebelah kiri. Diduga senjata tajam itu menembus paru-paru, Melsi pun tersungkur.
“Setelah itu saya lari karena takut dan dibonceng pergi sama teman saya. Sampai di Km 25 saya lari ke arah pondok ambil baju untuk ganti karena baju yang saya pakai robek, saya lari ke tengah hutan sampai di Km 28. Badik yang saya pakai, saya buang di tengah hutan,” terang pria beranak satu ini.
Rais yang tinggal di Km 25 Desa Sungai Merdeka, Samboja ini betul-betul tidak menyangka ia terlibat cekcok dan menyebabkan Melsi tewas. “Saya takut saja kalau dikeroyok sama keluarga korban, makanya saya lari,” pungkasnya. (pri/dep/war)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabuli 3 Siswi, Sopir Angkot Dipolisikan
Redaktur : Tim Redaksi