Machfud Arifin Siapkan Stadion Esports Internasional dan Distrik Inovasi di Surabaya

Jumat, 30 Oktober 2020 – 13:32 WIB
Machfud Arifin (tiga kiri) dalam sebuah diskusi di kawasan Surabaya Barat, Kamis (29/10). Foto: Tim MA

jpnn.com, SURABAYA - Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin menaruh perhatian pada pengembangan minat dan bakat anak muda di Kota Pahlawan.

Machfud pun menyiapkan infrastruktur dan kebijakan agar para pemuda Surabaya memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

BACA JUGA: Doa & Nasihat Gus Miftah untuk Machfud Arifin di Suroboyo Muludan

”Saya akan wujudkan infrastruktur yang bisa mendukung industri kreatif anak muda di Surabaya,” kata Machfud dalam diskusi di kawasan Surabaya Barat, Kamis (29/10).

"Tidak hanya fisik, pemerintah juga harus hadir untuk mewujudkan adanya ekosistem industri kreatif,” lanjutnya.

BACA JUGA: Machfud Arifin Tak Pengin Melihat Warga Surabaya jadi Wong Cilik Saja

Dalam diskusi itu, hadir empat entrepreneur muda Surabaya. Erick Herlangga (CEO Louvre Esports), Azrul Ananda (CEO PT DBL Indonesia), Tom Liwafa (CEO Handmade Shoesby), dan Candra Putra Negara (CEO Success Before 30).

Menurut Machfud, anak muda di Surabaya belum mendapatkan fasilitas yang semestinya untuk mengembangkan minat dan bakat.

BACA JUGA: Ikatan Keluarga Madura Dukung Machfud Arifin-Mujiaman karena Alasan Ini

Panggung-panggung bagi mereka untuk menampilkan kreasi dan kemampuan mereka tidak ada.

”Voli saja kalau mau internasional harus di Gresik. Sarana bagi pelaku bisnis rintisan kuliner, fashion, seni, dan bidang lainnya, juga kurang baik. Itu nantinya menjadi concern saya,” papar Machfud.

Untuk mewadahi semua kebutuhan itu, Machfud akan membangun satu creative & innovative district.

Di kawasan itu terintegrasi sejumlah fasilitas untuk anak muda mengembangkan minat dan bakat. Ada distrik fashion, ada distrik kuliner, distrik art and media, sampai Esports Stadium.

"Kami akan bikin esports stadium berkelas internasional, pertama di Indonesia. Selain perlombaan esports, bisa juga digunakan untuk voli, basket, panggung kesenian dan musik, maupun kegunaan lain,” ujar mantan Kapolda Jatim itu.

Erick, pemilik klub esports profesional dan pemilik klub basket profesional, sangat mengapresiasi ide-ide Machfud.

Menurutnya, game tidak selalu berkonotasi negatif. Esports kini bisa menjadi pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi.

”Pendapatan pemain esports di Indonesia bisa mencapai jutaan hingga ratusan juta sebulan. Apalagi esports kini juga sudah menjadi cabor di Asian Games maupun SEA Games,” jelasnya.

Bagi anak muda, lanjut Erick, penting adanya panggung dan ekosistem untuk mengembangkan minat dan bakat.

"Surabaya punya potensi besar untuk menjadi kiblat esports maupun bidang lain yang berkaitan dengan anak muda, saya yakin Pak Machfud adalah orang yang tepat untuk mewujudkannya,” tegas Erick.

Candra, dalam forum yang sama menambahkan, zaman sudah banyak berubah. Apa-apa yang dulu dianggap hanya main-main kini menjadi bisnis.

Semuanya terjadi karena fenomena internet of thing (IOT). ”Diperlukan pemimpin yang berpikir next level. Sehingga benar-benar bisa membawa kota ini naik kelas,” ucapnya.

Tom Liwafa, pebisnis muda sukses di bidang fashion dan kuliner, melihat Machfud sosok yang sangat membantu dalam pengembangan bisnis anak muda.

Ia mencontohkan, bisnisnya kulinernya di Kalimantan bisa sukses karena dibantu Machfud. ”Bisnis saya bisa berkembang di Kalimantan berkat bantuan Pak Machfud,” katanya.

Azrul yang mendapatkan kesempatan memberikan pandangan paling akhir, menjelaskan bahwa banyak pebisnis muda di Surabaya dan Indonesia pada umumnya 'ditemukan'.
Bukan 'diciptakan' oleh satu sistem yang bagus.

"Seperti Mas Tom atau Mas Erick, mereka adalah pebisnis yang lahir dari keuletan mereka sendiri tanpa bantuan pemerintah. Padahal, seharusnya pebisnis itu diciptakan, melalui kebijakan dan dorongan pemerintah. Ide Pak Machfud membangun creative and innovative district akan mendorong hal itu,” katanya.

Menurut Azrul, Surabaya butuh banyak panggung untuk menampilkan minat dan bakat. Apalagi, Surabaya adalah kota yang muda, warga yang berusia di bawah 35 tahun proporsinya sekitar 50 persen.

"Ini harus menjadi concern pemerintah, kalau tidak bisa mendapatkan panggung dan ekosistem untuk mengembangkan minat dan bakatnya, anak muda itu akan pindah ke kota lain,” jelas Azrul.

"Mungkin kalau passion seni akan ke Jogja atau Bali, mungkin kalau bisnis ke Jakarta,” imbuhnya.

Di akhir diskusi, Machfud menegaskan bahwa semua ide dan konsepnya akan benar-benar dieksekusi apabila ia terpilih nanti.

"Saya akan siapkan ruang dan waktu, untuk warga menyampaikan aspirasinya,” pungkas Machfud. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler