Maestro Lukis Srihadi Meninggal Dunia, Seniman hingga Kolektor Seni Berduka

Sabtu, 26 Februari 2022 – 16:47 WIB
Maestro lukis Srihadi Soedarsono semasa hidupnya telah melahirkan ragam karya yang fenomenal dan khas. Foto: Dok. Yayasan Mitra Museum Jakarta

jpnn.com, JAKARTA - Pelukis Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo dikabarkan meninggal dunia.

Maestro lukis berusia 90 tahun itu mengembuskan napas terakhir pada Sabtu, 26 Februari 2022 pukul 05.15 WIB di kediamannya, Bandung.

BACA JUGA: Jamal Mirdad Terseret Kasus Penipuan Jual Beli Rumah, Begini Kronologinya

Jenazah Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo disemayamkan di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan disalatkan di Masjid Salman.

Selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Menangis, Gisel: Hatiku Akan Selalu Untukmu

Kabar duka tersebut juga dibagikan akun media sosial ITB.

Mendiang Srihadi merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa di ITB dan pernah mengajar sebagai dosen. 

BACA JUGA: Ini Nama Anak Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar, Ternyata

Kolektor seni yang juga pemilik Galeri Apik Jakarta Raden Rahmat Bastian, mengatakan bahwa Srihadi merupakan sosok yang luar biasa.

"Dunia seni rupa dunia juga sangat kehilangan dengan meninggalnya almarhum, karena karya-karya Prof. Srihadi Soedarsono sangat unik, langka dalam goresan dan kombinasi warna pilihannya," kata Rahmat, Sabtu (26/2).

Menurut Rahmat, karya Srihadi sering diburu kolektor-kolektor maupun art dealer kelas dunia, termasuk saat dilelang di Singapore, Hong Kong, dan New York.

Tidak hanya Rahmat, pelukis asal Pagar Alam, Sumatera Selatan yang kini menetap di Yogyakarta, Yarno, juga punya penilaian tersendiri terhadap almarhum Srihadi.

"Pendiriannya sebagai seniman sangat kuat dan berjalan di jalurnya," kenangnya terhadap sosok almarhum.

Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. adalah seorang pelukis Indonesia yang karyanya banyak diburu kolektor dalam dan luar negeri.

Karya Srihadi berjudul 'Meditasi Bedhoyo Ketawang' pada Juli 2020, berhasil dijual dalam lelang Sotheby Hong Kong senilai HKD3,5 juta atau setara Rp 6,4 miliar.

Srihadi menikah dengan Farida Srihadi, seorang pelukis ulung yang belajar di ITB, Belanda, dan Inggris.  

Semasa hidup, Srihadi pernah diangkat menjadi anggota Tentara Pelajar pada 1945 hingga 1948 sebagai wartawan pelukis yang menciptakan poster-poster untuk Balai Penerangan Divisi IV BKR/TKR/TNI di Solo. 

Pada 1952, Srihadi mulai memasuki pendidikan seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). 

Pada 1960, Srihadi mendapat beasiswa dari ICA untuk belajar di Amerika Serikat tepatnya di Ohio State University hingga mendapat gelar master of art pada 1962.

Karya Srihadi berjudul 'Borobudur' dan 'Tari Bedhaya' menjadi sebagian kecil lukisan fenomenal yang diburu kolektor dunia. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler