Mafia Narkoba Gunakan TKW Sebagai Kurir

Jumat, 01 Maret 2013 – 13:23 WIB
PONTIANAK - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang direkrut menjadi kurir narkoba. Para gembong narkoba melatih dan memanfaatkan TKW agar dapat menyeludupkan barang terlarang itu ke Indonesia.

Deputi Pemberdayaan Manusia Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Sambudiyono menyebutkan, sindikat peredaran narkoba memperalat TKW untuk dijadikan kurir narkoba. Mereka diajari berbagai cara dan trik untuk menyeludupkan narkoba ke tanah air.

“Beberapa laporan yang kami terima, menyebutkan bahwa mereka para bandar besar itu memanfaatkan keberadaan para TKW untuk diajari berbagai trik dalam penyelundupan narkoba,” kata Sambudiyono seperti diberitakan Pontianak Post (JPNN Grup), JUmat (1/3).

Menurut Sambudiyono, para TKW yang dijadikan kurir pun cukup banyak. Apalagi, benteng pengamanan masuknya narkoba di Indonesia diakuinya masih banyak bolong-bolong. Seperti halnya, banyaknya jalan-jalan tikus di kawasan perbatasan yang mempermudah aktivitas keluar masuknya barang illegal.

“Kalbar yang merupakan daerah berbatasan langsung dengan negara lain juga menjadi rentan masuknya narkoba jaringan Internasional menggunakan TKW,” katanya.

Dijelaskan Sambudiyono, BNN mencatat, dalam kurun waktu Juli 2011 hingga Desember 2012 sudah ada 203 WNI yang terancam hukuman mati di luar negeri karena terlibat penyalahgunaan narkoba di berbagai negara.

“Cacatan yang kami terima cukup banyak, dalam kurun waktu 2011 hingga 2012, lalu sedikitnya ada 203 WNI yang terancam hukuman mati gara-gara terlibat kasus narkoba,”katanya.

Menurutnya, masalah narkoba menjadi perhatian khusus, tidak hanya di kawasan perkotaan. Melainkan sudah merambah ke daerah-daerah terpencil di daerah perbatasan.   Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan Bea Cukai. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar untuk pencegahan.

“Memang kita sering mendengar pengungkapan penyelundupan narkotika dari daerah perbatasan, tapi tidak menutup kemungkinan juga ada yang lepas. Nah sekarang peran masyarakat seperti apa. Kita ajak semuanya berperan, tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke pemerintah. Kita berharap peran serta masyarakat untuk menyatakan perang terhadap narkoba.  Kalau masyarakat menyatakan perang terhadap narkoba maka masyarakat punya peranan untuk mengatasi penyalahgunaan dan peredaran narkotika itu. Mari kita sama-sama. Jangan sampai setelah keluarga kita menjadi korban, baru seakan-akan kita peduli. Terlambat. Jangan sampai terlambat,” pungkasnya.

Sementara itu Kepolisian Daerah Kalimantan Barat hingga saat ini masih menyelidiki keterlibatan beberapa oknum baik di luar negeri maupun di dalam negeri terkait penyelundupan barang haram tersebut. "Kita masih lakukan penyelidikan, apakah ada tersangka lain dalam kasus penyelundupan sabu, seperti kasus sabu seberat 28 kg beberapa waktu itu," kata Kapolda Kalbar Brigjen pol Tugas Dwi Apriyanto.(arf/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Sholat, Leher Guru Digorok OTK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler