Mahasiswa Indonesia Mengasah Kemampuan lewat Blockchain Developer Fast Track

Sabtu, 05 September 2020 – 05:08 WIB
Teknologi Blockchain. Foto: Indodax

jpnn.com, JAKARTA - Blockchain makin merambah luas dan digunakan di berbagai industri, seperti logistik, peternakan, layanan kesehatan, industri hiburan, hingga industri gaming.

Tidak hanya itu, kemampuan sumber daya manusia dalam perkembangan teknologi ini juga dihargai sangat tinggi.

BACA JUGA: Bangun Infrastruktur Blockchain di Indonesia, INDODAX Siapkan Divisi Khusus

Hal ini terbukti dari rata-rata gaji pengembang teknologi blockchain di Amerika Serikat yang mencapai USD136.000 atau setara dengan Rp1,8 miliar per tahun.

Dalam perilisan berita terbaru dari LinkedIn, situs jejaring sosial yang menghubungkan para profesional di seluruh dunia, menyatakan kemampuan paling diminati pada 2020 adalah yang terkait dengan Blockchain, mengalahkan kategori lain seperti Artificial Intelligence dan juga Cloud Computing.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peserta Pesta Gay ada Pria Beristri, Terbongkar Motif Oknum TNI, Inilah Ideologi Khilafah

Perusahaan teknologi seperti IBM, Oracle, Amazon, Microsoft, dan lainnya menganggap teknologi blockchain sebagai sebuah teknologi transformasional yang bisa mengubah dunia.

Baru-baru ini, Coinvestasi bersama Tezos sukses menyelenggarakan acara webinar Blockchain Developer Fast Track dalam rangkaian Tezos Webinar dan Workshop Protokol Tezos,.

BACA JUGA: Bithumb Coin Diluncurkan untuk Memudahkan Transaksi Jaringan Blockchain

Kegiatan ini mengajak mahasiswa dan developer bersama-sama belajar dan mengembangkan kemampuan Blockchain untuk menjadi profesional berpenghasilan besar dalam bidang ini.

Rangkaian acara ini telah diselenggarakan menjadi dua sesi, pada 28 Agustus dan 31 Agustus 2020. Sesi pertama berupa Workshop Universitas yang dibuka khusus untuk mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia.

Kemudian sesi kedua berupa Developer Meet Up yang dibuka kepada para developer. Pada sesi kedua ini, terdapat rangkaian hands-on atau praktik langsung pembuatan smart contract.

Perguruan tinggi yang turut mendukung acara Tezos Webinar ini berlangsung adalah Telkom University, Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Tidak hanya itu, acara ini juga menggandeng komunitas developer di Indonesia, seperti Female Geek, Girls in Tech, Facebook Developers Bali, Python Regional Jogja.

Untuk diketahui Tezos adalah blockchain yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan jaringannya sendiri.

Stakeholder yang terlibat dalam jaringan memberikan suaranya dengan sebuah amandemen di dalam protokol untuk mencapai konsensus sosial pada proposal tertentu, dan menciptakan peningkatan sistem yang aman serta organik.

Sistem tata kelola protokol on-chain, mekanisme Proof-of-Stake (PoS), dan kemampuan memfasilitasi verifikasi formal, menjadikan Tezos sebagai solusi jangka panjang yang ideal untuk transaksi digital, termasuk smart contract dan Security Token Offering (STO). (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler