Mahasiswa Jakarta Harus Go International

Selasa, 18 September 2012 – 03:26 WIB
JAKARTA - Persaingan dunia kerja semakin ketat sejak dibukanya keran perdagangan bebas. Tak hanya persaingan di tingkat regional ASEAN, arus persaingain mahasiswa sejagat juga semakin ketat. Tak ada jalan lain, mahasiswa Indonesia, khususnya di Jakarta, harus go international.

Menurut Rektor Universitas Trisakti, Thoby Muthis, mahasiswa di Jakarta harus semakin mengembangkan sayapnya hingga ke mancanegara. Kata Thoby, jangan hanya terpaku dengan bidang akademik saja, namun harus bisa berkiprah dalam bidang seni, budaya, olahraga dan teknologi. ’’Dukungan kami tidak sebatas pada yang breprestasi di bidang akademik saja, tetapi pada setiap prestasi lainnya,’’ kata Thoby, kemarin.

Senada dengan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan I Komang Suka'arsana juga membenarkan. “Bentuk dukungan kami bermacam-macam, bisa berupa beasiswa, keringanan untuk mengikuti kegiatan diluar kampus yang bersifat prestasi, hingga pembiayaan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tingkat internasional tersebut,” katanya.

Salah satu mahasiswa berprestasi, lanjut Thoby, di Usakti adalah Sannia Mareta yang merupakan mahasiswi dari jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, kini tengah menjadi Finalis 4 besar dalam Skill For Employability Challenge yang diselenggarakan oleh British Council.

Selain itu, Sannia juga dinobatkan sebagai Duta Asean dari International Student Summer Programme, beberapa waktu lalu. “Semua ini tidak lepas dari dukungan Universitas Trisakti yang terus memberikan suport kepada saya baik dari segi sarana dan prasarana serta jaringan sehingga saya dapat mengikuti kompetisi tersebut,” ujar Sannia, mahasiswi dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif 3,89 dalam 7 semester berturut–turut ini saat ditemui dikampusnya.

Mahasiswa berprestasi lainnya adalah Bernard Dimas Rexa. Mahasiswa semester 5 Jurusan Teknik Mesin ini berhasil menciptakan Robot Pembersih Kaca Gedung dan mendapat penghargaan berupa Satu Medali Emas di International Youth Invention Exebition 2012 di Taiwan dan medali perak pada European Exhibition Of Creativity and Innovation 2012 di Rumania.

“Dengan dukungan dari sarana dan prasarana Usakti, dapat membuat saya dan tim terus berinovasi dalam mengkreasikan produk–produk kami,” kata Dimas yang juga mendapat penghargaan berupa medali perak dengan ciptaanya baterai yang berasal dari kulit pisang di International Youth Exhibition 2012 di Tiongkok.

Dalam mencetak para mahasiswa dan mahasiswi berprestasi di Usakti, Ketua Tim Promosi Universitas Trisakti, Noor Eddy, mengaku tidak terjadi begitu saja, namun dengan diperlukan upaya dalam mencari dan membentuk mahasiswa yang berprestasi. “Kami mengikuti pameran–pameran pendidikan di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan Sekolah Menengah Atas Ternama, sehingga kami dapat memberikan beasiswa kepada siswa tersebut,” katanya.

Di tahun 2011, prestasi–prestasi lainnya yang diraih usakti juga terlihat dari penganugerahan akreditasi dari pemerintah Malaysia bagi program studi kedokteran gigi, kemudian diselenggarakannya 8 program gelar Ganda Sarjana dari Edith Cowen University–Australia, Purdue University - USA, Koffie Anana Businness School - Belanda, dan lainnya.

“Saat ini Mahasiswa asing yang saat ini belajar di Usakti, antara lain Malaysia, Cina, Korsel, Laos, Iran, Madagaskar, Thailand, Kamboja, Papua New Guinie, dan Myanmar dengan populasi mahasiswa terbanyak adalah Malaysia," kata Noor Edi. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 20 Bulan Tunjangan Guru SLB Belum Dibayar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler