jpnn.com, JAKARTA - Senat Mahasiswa Universitas Al Azhar Umar Faruk Alamsyah merasa kecewa karena pihaknya tidak bisa menggelar aksi demo di depan Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
Sebab, ratusan mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia hanya bisa demo hingga di depan Restoran Pulau Dua, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Pamer Gaji Sebulan Lebih Besar dari Pria Tajir, Nikita Mirzani: Loe Itung Sendiri Netizen
"Kalau bisa dibilang, kami kecewa banget, sih," kata Umar ditemui di depan Restoran Pulau Dua, Senin.
Menurut Umar, pihaknya ingin demo bisa digelar di depan Gedung DPR. Dengan begitu, suara massa aksi bisa terdengar oleh para anggota dewan.
BACA JUGA: Kritik Revisi KUHP Dibilang Bodoh, Dian Sastro Jawab Begini
Berbeda hal ketika demonstrasi digelar di depan restoran Pulau Dua. Jarak antara restoran Pulau Dua dengan area depan Gedung DPR sekitar 200 meter. Jarak itu membuat suara massa aksi tidak terdengar para legislator.
"Namun, teman-teman cuma tetap menyuarakan (tuntutan)," ungkap dia.
BACA JUGA: Polisi Bekuk Pembobol Situs Kemendagri, Anak STM yang Tolak RKUHP
Dari aksi yang dilaksanakan, ratusan mahasiswa Universitas Al-Azhar membawa sejumlah tuntutan. Seperti menolak UU KPK yang perubahannya telah Paripurna di DPR, dan menolak RKUHP.
Tidak hanya itu, massa turut meminta aparat kepolisian mengusut dugaan tindakan represif yang dilakukan anggotanya saat aksi mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia, pada Selasa (24/9) dan Rabu (25/9) pekan lalu.
"Sebab, banyak tindak kekerasan dan tindak represif," timpal dia.
Sebagai informasi, mahasiswa menggelar aksi bersamaan dengan kelompok buruh dan petani di depan Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, Senin ini.
Niatnya demo mahasiswa bersama kelompok tani dan buruh hendak dilaksanakan di depan Gedung DPR. Namun, kepolisian membentuk blokade menuju area depan Gedung DPR sehingga aksi terhenti di depan Restoran Pulau Dua. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan