jpnn.com, SURABAYA - Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam kelompok Relawan Sungai Nusantara, membersihkan gugusan pohon mangrove dari sampah, Minggu (22/8) lalu. Sebanyak 20 karung sampai plastik dengan berat total 200 kilogram dibersihkan oleh sekitar 50 mahasiswa.
Koordinator Program Pembebasan Mangrove dari Sampah Plastik Khalid Basyaidan mengatakan pohon-pohon di pesisir akan mati apabila tidak dibebaskan dari sampah.
BACA JUGA: Jelang Iduladha 2021, Ada Gerakan Kurban Asyik Tanpa Sampah Plastik
"Sampah-sampah yang melilit akar, dahan, dan batang itu harus dibersihkan agar pohon mangrove tidak mati," kata dia, Selasa (24/8).
Tak hanya plastik, sampah lainnya seperti styrofoam, kresek, botol, alat tangkap ikan seperti senar, pelampung, dan sandal juga ada di sana.
BACA JUGA: Ronald Atmadja: Masyarakat Kini Lebih Selektif dalam Memilah Sampah Plastik
“Itu berserakan menutupi akar-akar pohon, tersangkut, sulit untuk dipungut. Cara membersihkannya harus menggunakan pisau agar bisa diambil," ujar dia.
Selama enam jam, akhirnya akar-akar terbebas dari berbagai sampah.
BACA JUGA: Orok Bayi Berusia 2 Bulan Ditemukan di Ekowisata Mangrove Wonorejo
Sebagian diangkut menggunakan perahu untuk dilihat dan diketahui jenis, merek, dan produsennya.
"Sampah plastik lainnya dikumpulkan di pengumpulan sementara sampah yang tidak terjangku pasang air tertinggi," kata dia.
Pembersihan itu akan terus dilakukan pada musim kemarau agar mangrove terbebas dari sampah plastik.
Selain itu, penghentian di hulu berupa pembuatan penghalang juga perlu dilakukan.
"Supaya sampah tak sampai masuk ke pantai agar proses pembersihan sampah lebih mudah," jelas dia.
Upaya lainnya yang bersifat preventif yaitu pemerintah harus mengeluarkan kebijakan membatasi penggunaan plastik sekali pakai. Kemudian, masyarakat juga mengurangi produk yang sekali pakai.
"Kalau produsen, bisa mengubah bungkus produk plastik dengan model isi ulang," pungkas Khalid. (mcr12/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Arry Saputra