Mahasiswa Mundur Daftar Ulang Capai 15 persen

Kamis, 30 Juni 2011 – 05:35 WIB

JAKARTA - Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah di umumkan sejak Rabu (29/6) pukul 19.00Namun, bukan berarti siswa yang sudah dinyatakan lulus SNMPTN bisa berleha-leha

BACA JUGA: Masih Ada 40 Persen Jalur Mandiri

Sebab, mereka masih harus menjalani serangkaian agenda penting lainnya
Salah satunya, proses daftar ulang.
   
Menjadi penting lantaran proses itulah yang menentukan jadi tidaknya peserta lolos untuk kuliah di universitas pilihannya

BACA JUGA: Siswa Wajib Mampu Baca Al-Quran

Apalagi, jadwal daftar ulang tersebut dilakukan tersendiri oleh masing-masing universitas
"Harus diperhatikan betul jadwalnya

BACA JUGA: Banyak Peserta Pintar Tidak Lulus SNM PTN

Jangan sampai terlambat karena fatal akibatnya," ujar ketua Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 H.Herry Suhardiyanto.
   
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim membenarkan hal ituDaftar ulang tidak diatur serempak layaknya SNMPTNSetiap universitas memiliki kebijakan tersendiri terkait proses daftar ulang dan besaran uang pendaftaran"Termasuk besaran cicilan daftar ulang," katanya.
   
Karena kembali ke kebijakan masing-masing universitas itulah menurut Musliar calon peserta harus jeliJangan sampai terpengaruh teman yang tidak daftar satu universitas mengenai jadwal daftar ulang"Sering-sering cari informasiTermasuk membuka website universitas untuk mendapat jadwal pasti," imbuhnya.
   
Berdasar pantauan Jawa Pos di beberapa web site universitas, sudah ada yang memasang jadwal daftar ulangSebut saja Unair di laman www.unair.ac.idUniversitas itu menyebutkan jika pra daftar ulang bisa dilakukan sejak 30 Juni hingga 5 JuliInformasi penting lainnya, calon siswa juga harus mengisi data di https://regmaba.unair.ac.id.
     
Vitalnya daftar ulang bukan tanpa buktiMusliar yang juga rektor Universitas Adalas (Unand) Padang Sumatera Barat itu menyebut angka peserta lolos SNMPTN yang tidak melanjutkan ke proses daftar ulang cukup tinggiBiasanya, jumlah tersebut mencapai 15 persen"Termasuk di Unand," paparnya.
     
Kalau Musliar menyebut potensi siswa yang tidak mendaftar ulang mencapai 15 persen, berarti dari 118.233 siswa yang lulus, sebesar 17.734 siswa tidak daftarKenapa bisa sebesar itu" Dia menyebut ada banyak faktorYang paling besar adalah pindah prodi karena saat mendaftar siswa mengisi beberapa prodi.
     
Disamping itu, fanatisme terhadap satu prodi tertentu juga bisa membuat siswa mundurKalau dia tidak merasa sreg dengan prodi yang lolos di SNMPTN, biasanya calon mahasiswa akan mundur dan tidak daftar ulang"Kalau tidak, biasanya mereka tetap daftar ulang tetapi tahun depan ikut tes lagi," jelasnya.
     
Bagaimana yang tidak lulus SNMPTN tetapi tetap ingin masuk universitas favoritnya" Ketua Panitia Seleksi H.Herry Suhardiyanto kembali menjelaskan bisa melalui jalur mandiriNamun, untuk itu siswa juga harus pintar-pintar mencari informasi"Jadwalnya berbeda-beda tidak serempak," ucapnya.
     
Saat ini, beberapa universitas juga sudah mulai memasang pengumuman jalur mandiri tersebutUnand misalnya, jalur mandiri dibuka mulai 1 - 8 Juli dan ujian dilaksanakan 11 JuliDi Unpad prosesi mulai 5 Mei - 12 Juli dengan pengumuman 17 juli.
     
Herry menambahkan, jalur mandiri itu bisa menjadi penting sebab data sebelumnya, terdapat peserta kelompok IPA maupun IPS yang tidak lulus ujian tulis meski nilainya di kisaran 80-90Dia menjelaskan, banyak calon mahasiswa pintar yang tidak lulus ujian tulis karena tidak cerdas memilih prodi"karena ada kecenderungan memilih prodi-prodi yang sedang tren atau populer," kata rektor IPB itu.
   
Terkait prodi, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Djoko Santoso menyayangkan sampai adanya salah memilih prodiFanatisme terhadap satu prodi itu menurutnya justru bisa menjerumuskan calon mahasiswa"Tidak ada prodi yang tidak berguna," jelasnya.
   
Oleh sebab itu, dia berhara pada ujian mandiri nanti dan SNMPTN berikutnya tidak ada lagi yang menganaktirikan satu prodi tertentuBaginya, prodi muncul karena memang dibutuhkan bagi lapangan kerjaUjung-ujungnya, dia meminta kepada beberapa piha untuk mempopulerkan semua prodi"Termasuk sekolah dan media," tandasnya.
   
Untuk pelaksanaan seleksi mandiri tersebut, dia mengaku sudah pasrah terhadap setiap universitasArtinya, tidak akan ada lagi pengawasan berlebihan kepada pelaksanaan ujianDia cukup yakin jika perguruan tinggi bisa melakukan ujian dengan baik, jujur dan lancar"Masa saya tidak percaya kepada perguruan tinggi," urainya.
   
Yang terpenting saat ini adalah rencana evaluasi dari proses SNMPTNSebab, kecurangan masih saja terjadi seperti praktik perjokian seperti yang di ucapkan Musliar Kasim telah terjadi di Ujung Pandang Sulawesi Selatan"Sebagian kecil memang masih aneh-aneh," terangnya.
   
Namun, dia tidak mau menjelaskan dengan pasti kapan evaluasi tersebut akan dilakukanDia hanya menyebut evaluasi rutin pasti akan dilakukan"Kasusnya hanya belasan dari rimbuan pesertaItu bukti kalau sistem kita berfungsi dan dilalui dengan baik," ungkapnya
     
Musliar yang menyebut praktik kecurangan masih terjadi mengatakan semua itu muncul karena gengsi prodi sangat tinggiDisamping itu, lolos SNMPTN juga membawa kebanggaan tersendiri karena bisa mengalahkan banyak pesaing"Gengsi itu bisa menjadi pemicu untuk curang," paparnya.
     
Dia menambahkan, ditahun depan bisa jadi pengawasan di kawasan yang banyak terjadi kecurangan akan ditambahKhusus untuk Ujung Pandang, tahun lalu juga ada joki yang ditangkap bahkan sampai ada sindikat dengan bayaran Rp 25 juta(dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dijanjikan Bulan Depan Tunjangan Profesi Guru Lunas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler