Saat itu, korban hendak membetulkan tandon air, yang terletak di atas atap rumahnya, di jalan Baurekso, Desa Kebonagung RT 02 RW 01, Kajen Kabupaten Pekalongan, Selasa (20/11) siang. Padahal, saat itu hujan gerimis, mendung, dan suara petir bergemuruh.
Agung (22), teman kuliah dan tetangga korban, menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada pukul 13.00 WIB, saat itu korban Arief Alfian, sedang membetulkan tandon air, karena salurannya tersumbat sudah beberapa hari.
Menurutnya saat itu, hujan gerimis, awan mendung, serta banyak petir yang menyambar-nyambar.
"Saat itu memang kondisi cuaca sedang mendung, dan banyak petir menyambar -nyambar. Arief tetap saja naik, karena sudah beberapa hari ini saluran air tandon tersumbat, belum lama berada diatas tiba- tiba terdengar suara gelegar, dan bersamaan itu pula, terdengar suara benda jatuh gedebug ," tutur Agung.
Agung juga mengatakan, ibunda korban, yang saat itu berada didalam rumah, terkejut mendengr suara benda jatuh. Dia buru - buru melihatnya keluar rumah, dan alangkah terkejutnya setelah melihat anaknya tergeletak jatuh ke tanah.
“Saya kebetulan di rumah Arif, bantu betulin saluran air di bawah, mendengar ada suara ribut, langsung lari ke belakang. Arif sudah tergeletak, sementara ibunya shock menyaksikan kejdian itu," lanjut Agung.
Sulaiman (45), warga Desa Kebonagung RT 02 RW 01, Kecamatan Kajen, mendengar triakan minta tolong, dari sebelah rumah, langsung lari membantu, lalu menggotong Arief, yang saat itu sudah tidak sadarkan diri ke dalam rumah.
Oleh beberapa warga lain, disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit, mengingat kondisi Arief yang saat itu sangat kritis, dengan luka pada bagian belakang kepalanya, yang mengeluarkan darah.”Saat saya gotong masih bernafas, namun ketika hendak dibawa ke rumah sakit, Arif sudah meninggal.” Kata Sulaiman.
Nur Rohman, paman korban mengatakan, untuk sementara jenazah Arief, masih disemayamkan di rumah duka, dan belum dikebumikan, karena menunggu saudara - saudara Arief dan Ayahnya yang hingga saat ini bekerja di Kota Lombok, NTB. “Rencana akan dimakamkan besok sore (hari ini red), menunggu ayahnya pulang,” ujar Nur Rohman.
Kabag Humas Polres Pekalongan,AKP Margono, membenarkan adanya warga Desa Kebonagung, yang tewas tersambar petir. Menurutnya kejadian tersebut murni musibah, karena faktor alam.”Warganya harus waspada, ketika hujan gerimis, awan mendung, dan banyak petir, tidak melakukan aktivitas, yang memicu terjadinya petir menyambar,” tutur AKP Margono. (thd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh di Batam Ingin UMK Rp 2,1 juta
Redaktur : Tim Redaksi