Mahasiswi Berjilbab Itu Ternyata Dibunuh Pakai Linggis

Kamis, 28 Juli 2016 – 15:42 WIB
Mayat perempuan berjilbab ditemukan di hutan Dam Duriangkang wilayah Nongsa, Batam, Kepri, Rabu (27/7). Foto: istimewa/batampos.co.id/jpg

jpnn.com - BATAM - Mahasiswi STAI Ibnu Sina Batam, Lia Arzelina, 22, positif korban pembunuhan. Ia dihabisi menggunakan Linggis. Polisi menemukan linggis di lokasi mayat Lia yang tinggal tulang belulang ditemukan.

Selain itu, polisi juga mendeteksi ponsel Lia ternyata masih aktif pada tanggal 18 Juli. Diduga handphone itu diambil pelaku.

BACA JUGA: Pengacara Jessica Heran Hasil Autopsi Mirna Tak Ada di BAP

Informasi kalau handphone Lia masih aktif diungkapkan salah satu teman korban. Ia sempat mengirimkan pesan lewat layanan whatsapp. Pesan tersebut sampai dan dibaca tapi tidak dibalas.

“Aktif pada 18 Juli pukul 4.12, WA saya hanya di read (dibaca) saja. Tapi saya tidak tau apakah Lia yang baca atau orang lain,” kata Agung, salah satu teman korban seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) di Rumah Sakit Bayangkara Polda Kepri, Rabu (27/7).

BACA JUGA: Canggih! Berkat Satelit, BNN Temukan Ladang Ganja di Pelosok Hutan

Ia membeberkan pesan yang dikirimnya berbunyi: “Mamah tiap hari tangisi terus loh dek mikiri sampean. Sampean di (dimana) sekarang biyar (biar) mas agung jemput”.

“Pesan ini hanya di-read saja, lalu saya coba WA lagi bilang mamanya masih sedih. Dan beberapa orang saudaranya udah di Batam, mencari dia,” ujarnya.

BACA JUGA: Keperawanan ABG Direnggut Penelepon Salah Sambung

“Tapi tetap, hanya di read saja,” lanjutnya.

Paman korban Boim, yang juga ikut mendatangi RS Bayangkara tak kuasa menahan tangisnya begitu melihat foto KTP korban yang ditemukan polisi di lapangan.

“Iya ini benar ponakan saya,” ujarnya terisak-isak.

Dengan suara tertahan dan air mata bercucuran, Boim menceritakan bahwa pada 2 Juli ia mendapat laporan dari ibu korban anaknya tak pulang-pulang. Sehingga pada 3 Juli, ia melaporkan hal ini ke Polsek Sagulung.

“Saya sendiri yang datang, dan buat laporannya,” ungkapnya.

Tapi satu hari berselang, orangtua laki-laki korban Zamzali yang terus mencari anaknya tewas di tabrak lori di Simpang Barelang. Hal ini menambah luka bagi sang ibu, akibatnya hingga kini perempuan paruh baya tersebut kata Boim masih terbaring sakit.

“Sudah sakit juga sebelumnya, tapi di tambah menghilangnya anaknya dan suami tewas. Menambah sakitnya,” ujarnya.

Ia mengatakan salah satu ciri-ciri korban, saat meninggalkan rumah terakhir kalinya itu menggunakan pakaian berwarna biru dengan celana abu-abu.

“Orangtuanya yang ngantar dari rumah ke simpang depan rumah,” ungkapnya.

“Setelah itu, kami tak mendapat kabar dari korban,” lanjutnya.

Tak berapa lama ia menceritakan hal itu. Seorang petugas rumah sakit keluar dengan membawa sehelai baju warna biru dan celana abu-abu. Saat melihat tangis Boim langsung pecah. “Keponakanku, keponakanku,” teriaknya.

Apakah ada orang yang dicurigai? Boim mengatakan tak ada satupun orang yang mencurigakan. Sebab menurutnya, korban anak yang baik dan berprilaku santun.

“Tak ada,” ucapnya sembari mengelap air matanya.

Kapolsek Nongsa Kompol S Dalimunthe mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini. Tapi dari olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, pihaknya berkesimpulan pembunuhan tidak terjadi di Bumi Perkemahan, Nongsa.

“Lokasi ini hanya tempat pembuangan saja,” ujarnya. (ska/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengacara Jessica Bertanya ke 17 Saksi, Semua Menjawab Begini...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler