jpnn.com, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad berniat menjual Malaysia Airlines (MAS). Menurut dia, saat ini ada beberapa pihak yang menyatakan ketertarikan untuk membeli maskapai penerbangan yang berdiri sejak 1 Mei 1947 tersebut.
"Meski tenaga asing telah dipilih untuk mengelola maskapai tersebut, MAS masih mengalami kerugian," tegas pemimpin negara tertua di dunia tersebut.
BACA JUGA: Harga Tiket
MAS sejatinya goyah sejak 2011. Mereka harus bersaing dengan maskapai penerbangan berbiaya hemat seperti AirAsia. Maskapai penerbangan milik negara itu pun kembali terpukul setelah MH370 dengan rute Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Tiongkok, menghilang pada 8 Maret 2014. Hingga saat ini, bangkai pesawat tersebut tidak pernah ditemukan.
BACA JUGA: Koalisi Mahathir Retak, Saling Tuding hingga Konspirasi Pemberontakan
BACA JUGA: Rakyat Menderita, Sultan Johor Ogah Rayakan Ultah
Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya pada 17 Juli 2014, giliran MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina. Diduga, pelakunya adalah separatis pro-Rusia. Sebanyak 283 penumpang dan 15 kru tewas.
Tahun berikutnya CEO Malaysia Airlines Christoph Mueller menuturkan, secara teknis, maskapai penerbangan itu telah bangkrut. Dia lantas merumahkan 6.000 karyawan.
BACA JUGA: Skandal 1MDB: Malaysia Seret Goldman Sachs
Mahathir menegaskan, meski sudah ada ribuan karyawan yang di-PHK dan pemerintah menyuntikkan dana MYR 6 miliar (Rp 20,9 triliun), MAS belum bisa bangkit seperti dulu.
Karena itu, harus segera dibuat keputusan agar kerugian tidak berlarut-larut. "Saya mencintai MAS. Saya ingin memilikinya sebagai maskapai penerbangan nasional kita. Namun, tampaknya kita tak mampu membiayainya," ujar Mahathir kepada The Straits Times. (sha/c14/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Lombok Timur, Warga Malaysia Tewas di Air Terjun
Redaktur & Reporter : Adil