jpnn.com, JOHOR - Pemimpin Johor, Malaysia, Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar membatalkan dua acara yang seharusnya diselenggarakan untuk memperingati ulang tahunnya. Yaitu, pesta minum teh pada 24 Maret dan makan malam kenegaraan keesokan harinya.
''Saya tak ingin bersenang-senang saat rakyat saya menghadapi kesulitan dan menderita,'' demikian pernyataan Sultan Ibrahim dalam akun Facebook miliknya kemarin (19/3).
BACA JUGA: Skandal 1MDB: Malaysia Seret Goldman Sachs
Sultan Ibrahim memimpin Johor pada 23 Maret 2010 atau sehari setelah ayahnya meninggal. Namun, upacara kenaikan takhtanya secara resmi baru dilakukan 23 Maret 2015. Sejak itu, tanggal tersebut diperingati sebagai hari libur perayaan ulang tahun Sultan Johor. Meskipun, sebenarnya Ibrahim lahir pada 22 November 1958.
Keputusan membatalkan dua acara itu terkait dengan pencemaran yang terjadi di Pasir Gudang, Johor, baru-baru ini. Sekitar 3.000 orang harus dirawat di rumah sakit karena sesak napas. Banyak warga yang harus mengungsi.
BACA JUGA: Gempa Lombok Timur, Warga Malaysia Tewas di Air Terjun
Pekan lalu Ibrahim berjanji menyumbang MYR 1 juta atau setara Rp 3,48 miliar untuk membantu orang-orang yang terdampak.
Sultan berusia 60 tahun tersebut mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih ada penduduk yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Beberapa sekolah juga masih tutup. Proses pembersihan limbah juga belum rampung.
BACA JUGA: Pemerintah Malaysia Dinilai Lelet Atasi Bencana Gas Beracun
''Karena itu, saya rasa ini masuk akal untuk membatalkan acara (perayaan ulang tahun tersebut) demi rakyat dan satuan kerja yang bekerja keras tanpa kenal waktu,'' tegasnya sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Karena perayaan itu dibatalkan, semua pihak kini bisa fokus untuk membersihkan Sungai Kim Kim. (sha/c22/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Tutup 111 Sekolah Akibat Gas Beracun
Redaktur & Reporter : Adil