jpnn.com, KUALA LUMPUR - Mahathir Mohamad berpeluang jadi salah satu kepala pemerintahan tertua di dunia. Itu terjadi jika koalisi Pakatan Harapan bisa memenangkan pemilu Malaysia tahun depan.
Kubu oposisi tersebut sepakat untuk mengajukan nama Mahathir sebagai kandidat PM Malaysia jika mereka menang pemilu tahun depan.
BACA JUGA: Musuh Bebuyutan Bersatu Menumbangkan Status Quo
Mantan perdana menteri yang kini sudah berusia 92 tahun itu akan digandengkan dengan istri Anwar Ibrahim sekaligus pemimpin Parti Keadilan Rakyat (PKR) Wan Azizah Wan Ismail.
Legislator PKR Johari Abdul membenarkan hasil rapat yang berlangsung selama dua hari sejak Jumat (1/12) tersebut.
Namun, dia juga menegaskan bahwa keputusan itu belum final dan masih menunggu persetujuan dari pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim.
Selain tentang calon PM dan wakilnya, koalisi yang beranggota Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Parti Amanah Negara, Democratic Action Party (DAP), dan PKR itu sepakat menyelesaikan pembagian kursi untuk setiap partai pada akhir Desember mendatang.
”Kami tidak memiliki banyak waktu. Kami harus bergerak cepat,” ujar salah seorang sumber yang ikut dalam rapat tersebut.
Hanya PKR yang belum satu suara dengan usulan Pakatan Harapan untuk mengusung Mahathir dan Wan Azizah Wan Ismail. Internal PKR masih bergolak.
Padahal, Wan Azizah Wan Ismail sudah setuju dengan usulan rapat yang dihadiri 40 petinggi partai-partai anggota Pakatan Harapan itu.
Sumber Channel News Asia mengungkapkan, Wakil Presiden PKR Azmin Ali dan para pendukungnya aktif menolak. Menteri besar Selangor itu dikabarkan ingin menjadi PM.
”Kami harus menunda keputusan karena PKR ingin mendiskusikannya dalam pertemuan internal mereka sendiri,” ujar salah seorang sumber yang dikutip The Malaysian Insider.
Nama Azmin Ali hampir tidak pernah terdengar dalam bursa calon PM. Namun, bukan berarti dia tidak memiliki pendukung. Pemimpin Pemuda PPBM Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mengungkapkan, survei internal menunjukkan bahwa para pemimpin sayap partai lebih memilihnya sebagai PM.
Tapi, jika mengusulkan Azmin Ali, PKR bisa bergesekan dengan partai-partai lain yang lebih memilih Mahathir.
Pakatan Harapan memang memiliki pilihan terbatas untuk mengusung kandidat PM. Pemimpin mereka, Anwar Ibrahim, masih mendekam di penjara karena kasus sodomi yang membelitnya. Dia baru keluar pada pertengahan 2018. Padahal, pemilu diperkirakan berlangsung pada Agustus.
Anwar memang sudah keluar penjara saat pemilu berlangsung. Tapi, berdasar aturan perundang-undangan di Malaysia, pelaku kriminal yang dinyatakan bersalah dilarang berpolitik selama lima tahun setelah keluar penjara.
Oposisi berdalih bahwa Anwar bukanlah pelaku kriminal murni. Kasusnya bermuatan politik. Tapi, tetap tidak ada kelonggaran untuknya. Mau tak mau, Anwar tidak bisa diusung sebagai PM jika Pakatan Harapan menang.
Pakatan Harapan harus mencari sosok lain yang memiliki pengaruh kuat untuk melawan dominasi Najib Razak dan koalisi Barisan Nasional (BN). Mahathir menjadi harapan untuk mendongkrak suara.
PM terlama Malaysia yang menjabat selama 22 tahun tersebut masih memiliki banyak pendukung. Politikus gaek itu juga merupakan sosok yang sangat dihormati di Malaysia.
Jabatan yang akan ditempati Mahathir dan Wan Azizah Wan Ismail jika menang hanyalah sementara. Pakatan Harapan berkali-kali menyatakan akan melakukan berbagai usaha agar Anwar bisa duduk sebagai PM. (CNA/Strait Times/The Malaysian Insight/sha/c6/any)
Redaktur & Reporter : Adil