jpnn.com, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ikut mengomentari situasi politik Hong Kong yang carut marut karena demonstrasi tak berkesudahan. Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Jumat (4/10), pemimpin tertua di dunia itu menyarankan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mundur dari jabatannya.
"Untuk administrator (Lam), saya pikir yang terbaik adalah mengundurkan diri," ungkap Mahathir seperti dimuat Gulf Today.
BACA JUGA: Mahathir Mohamad: Negara Melayu Tidak Punya Kapasitas untuk Melawan Tiongkok
Menurut dia, Lam sedang berada dalam dilema yang luar biasa. Di satu sisi, Lam harus mengikuti perintah Beijing, sementara di sisi lain Lam aspirasi warga Hong Kong sudah terlalu besar untuk diabaikan.
"Hati nuraninya mengatakan orang Hong Kong menolak hukum (ekstradisi). Tapi di sisi lain, dia tahu konsekuensi dari menolak hukum tersebut," ujar Mahathir
BACA JUGA: Anwar Ibrahim Berharap Mahathir Serahkan Jabatan PM Malaysia Pertengahan 2020
Lebih lanjut, Mahathir mengatakan Tiongkok bisa mengambil tindakan keras untuk mengakhiri demonstrasi yang terjadi selama hampir empat bulan terakhir ini. Menurutnya, jika mengacu pada tindakan keras Lapangan Tiananmen 1989 di Beijing, pada akhirnya Beijing mengirim militer dan mengambil tindakan keras untuk mengakhiri demonstrasi.
"Saya pikir pada akhirnya, itulah yang akan dilakukan Tiongkok (di Hong Kong)," terang Mahathir.
BACA JUGA: Mahathir Kecam Ceramah Rasis Zakir Naik
Pada hari Jumat (4/10), ribuan pengunjuk rasa bertopeng turun ke jalan-jalan Hong Kong setelah pemerintah mengeluarkan peraturan darurat untuk melarang pengunjuk rasa menutupi identitasnya. Sedangkan sehari sebelumnya, pengunjuk rasa melakukan aksi karena peristiwa penembakkan seorang aktivis remaja oleh polisi. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil