jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membalas kicauan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman di media sosial Twitter.
Sohibul sebelumnya mengaku sedih dengan pernyataan Mahfud yang pada sebuah berita mengaku dirinya dan presiden tidak bisa berbuat apa-apa terkait penegakan hukum
BACA JUGA: Kepala Bakamla Bertemu Menlu Terkait Keamanan Laut Natuna Utara
Menanggapi hal itu, Mahfud menyebut Sohibul hanya membaca judul berita tanpa menyimak pernyataan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Itu.
"Ustadz Sohibul Iman berarti hanya baca judul berita, tak menyimak pernyataan sy," kicau Mahfud lewat akun @mohmahfudmd.
BACA JUGA: PSBB di Jakarta Mulai Berdampak Pada Penurunan Hunian Hotel di Medan
Mahfud kemudian memaparkan pernyataan lengkapnya sebagaimana dimuat pada berita dimaksud.
"Sy diminta bercaramah ttg 'Insan Adhiyaksa' dan 'Kelembagaan Kejaksaan Agung'. Jika menyangkut insan itu menyangkut moral personal shg sy, Presiden, dan orng sehebat Pak Sohibul takkan bs ngatasi," twit @mohmahfudmd.
BACA JUGA: Abraham Liyanto: Sudah Waktunya NTT Diatur UU Tersendiri
Menurut menteri pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid ini, kondisinya berbeda ketika berbicara menyangkut proses peradilan dan oknum hakim yang korup.
'Kalau proses peradilan dan hakim korup tentu sy, Presiden, dan Ustadz Sohibul Iman pun tak blh mengintervensi. Kita dan presiden sekalipun tak bs ngapa2in krn kewenangan dibatasi oleh UU. Keadaan ini tak bs diatasi oleh parpol dakwah sehebat apa pun. Ini tugas kolektif, Ustadz," kicaunya.
Mahfud juga menyindir pernyataan Sohibul yang sebelumnya menyebut 'kasihan rakyat kalau menko dan presiden tidak bisa berbuat apa-apa'.
"Mengatakan "kasihan rakyat kalau Menko dan Presiden tak bs berbuat apa2" adl sama dgn bilang "kasihan rakyat kalau partai dakwah tak bisa berbuat apa2". Nyatanya patai dakwah ikut mengkontribusi kondisi ini, buktinya ikut mengirim wakilnya di penjara. Itu krn tak bs ngapa"in kan?," twit @mohmahfudmd.
Pada kicauan berikutnya membalas komentar warganet, Mahfud memberi alasan mengapa menanggapi kicauan Sohibul.
"Trims. Skrng ini bnyk orng yg ngomentari sesuatu tanpa mendengar atau membaca lengkap isi dan konteksnya. Ratusan tak perlu ditanggapi, termasuk Dudi dan Budran. Tapi kalau sekelas Pak Sohibul perlu ditanggapi agar lbh arif krn dia banyak jamaahnya yg selalu ikut pencerahannya," kicau @mohmahfudmd.
Sebelumnya, Sohibul Iman berkicau lewat media sosial menyoroti pernyataan Mahfud MD.
"Sy apresiasi keterusterangan prof
@mohmahfudmd tp saya sedih. Kalau Menko bilang dirinya n Pres @jokowi sdh tdk bisa berbuat apa2, lalu siapa yg akan memperbaiki penegakan hukum? Apa Pam Swakarsa?," kicau @msi_sohibuliman.
Sohibul menautkan sebuah akun berita dalam kicauannya. Berita tersebut mengangkat judul 'Mahfud soal Penegakan Hukum Jelek: Saya Tak Bisa Apa-apa'.
Sohibul juga menyoroti sikap Mahfud yang menurutnya terkesan menunggu kesadaran dari penegak hukum.
"Pak @mohmahfudmd lbh menekankan motivational approach (menunggu kesadaran dr para penegak hukum). Itu jelas tdk efektif. Abuse of power dr pr aparat makin men-jadi2. Baiknya Pres @jokowi n prof @mohmahfudmd lakukan structural approach (gunakan stick yg tegas). Rakyat mendukung," twit @msi_sohibuliman.(gir/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang