jpnn.com, BADUNG - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengingatkan semua pihak untuk tidak melakukan politik identitas.
"Jangan melakukan politik identitas, tetapi identitas politik itu boleh, tidak terhindarkan,” kata Mahfud di sela-sela kegiatan G20 Religion Forum (R20) di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (2/11).
BACA JUGA: Forum R20 Diyakini Mampu Berikan Solusi atas Krisis Agama di Dunia
Eks ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengingatkan bahwa politik identitas itu berbahaya bagi kesatuan masyarakat sebagai bangsa, bahkan kemanusiaan.
"Politik identitas itu, identitasnya dijadikan alat untuk menghegemoni, menguasai, dan mendiskriminasi seakan-akan orang lain salah," ujarnya.
BACA JUGA: Disebut Gunakan KPK Sebagai Alat Politik, Firli Bilang Begini
Namun, identitas politik sebaliknya bekerja sama dengan yang berbeda. Contohnya adalah partai politik.
"Partai juga punya identitas politik sendiri dalam AD/ART. Nah, itulah identitas politik," kata Mahfud.
BACA JUGA: Konon Ferdy Sambo & Putri Pengin Bayi Laki-Laki, Lalu Minta Tolong kepada Brigadir Yosua
Guru besar hukum tata negara itu mengatakan bahwa manusia apa pun agamanya, rasnya, dan di mana pun tempatnya, harus bersaudara dalam membangun kemajuan bersama.
"Itulah sebabnya sejak awal pemerintah ikut bersemangat mendukung acara ini (R20),” ujar Mahfud MD.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir pada kesempatan yang sama menyampaikan ikut mendorong agar R20 memiliki keberlanjutan.
"Gus Yahya juga akan mendorong supaya ini (R20) ada kontinuitas," ucapnya.
Hal yang menjadi kebanggaan, kata Erick, tidak ada negara lain dalam G20 sebelum Indonesia yang melaksanakan Religion 20.
Oleh karena itu, dia akan terus mendorong inisiatif yang digagas dari Indonesia ini bisa terus terlaksana di tiap acara G20 selanjutnya.
Forum R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022 dan diikuti 264 partisipan dari 32 negara. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam