JAKARTA---Kapolri Jenderal Timur Pradopo akhirnya angkat bicara soal rencana pergantian dirinya. Mantan Kapolda Metro Jaya itu legawa dan ikhlas meskipun sebenarnya dari sisi usia masih bisa menjabat hingga Januari 2014.
"Semua sudah terprogram seperti itu, sudah terjadwal dengan baik, tapi kondisinya adalah bagaimana mengamankan Pemilu 2014. Itu yang paling penting," ujar Timur usai melantik Kabaintelkam yang baru Irjen Suparni Parto di Mabes Polri, Senin (15/4).
Timur menjelaskan calon yang akan diajukan ke DPR RI merupakan hak presiden SBY. Namun, sebagai Kapolri dia akan mengusulkan nama. "Itu hak prerogratif presiden, saya selaku pimpinan Polri menyiapkan terutama bintang tiga-tiga itu yang nanti akan kita ajukan ke presiden sampai nanti siapa yang ditentukan,"kata alumni Akpol 1978 itu.
Meski begitu, Kapolri menjelaskan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi belum mulai bekerja. "Sekarang menyiapkan artinya memberikan pengalaman-pengalaman tugas termasuk mengupdate terus perkembangan situasi yang ada,"katanya.
Nama kandidat pengganti Timur Pradopo mulai mengemuka. Nama-nama jenderal polisi bintang dua dan bintang tiga pun mulai ramai dibicarakan. Dari jabatan yang dipegang jendral polisi bintang tiga, ada beberapa nama yang mulai muncul seperti Komjen Pol Sutarman yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim Polri.
Kemudian Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Anang Iskandar, serta Kalemdikpol Polri Komjen Pol Budi Gunawan. Juga, Kepala Badan Intelejen dan Keamanan (Kabaintelkam) Irjen Pol Suparni Parto yang otomatis akan segera naik pangkat ke bintang tiga.
Ditemui di tempat yang sama, Kabareskrim Komjen Sutarman mengungkapkan bahwa semua jendral polisi bintang tiga saat ini memiliki kesempatan yang sama untuk menempati kursi Kapolri. "Biarkan lah mekanisme pembinaan karir di Polri berjalan, semua bintang tiga punya hak untuk jadi kandidat," katanya.
Tapi Anda paling berpeluang? "Wah kok mincing-mancing. Nggak lah, itu kan media, sama semua kansnya sama," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri yang baru dilantik, Inspektur Jenderal Suparni Parto juga tak ingin mengomentari soal namnya masuk bursa pengganti Timur. Dia akan memfokuskan kerjanya pada pelaksanaan Pemilihan Umum 2014. Suparni mengatakan akan melakukan deteksi dini kerawanan yang ada di sejumlah daerah.
"Tugas saya di intelijen. Jadi, intelijen dalam tahun ini fokusnya itu Pemilu. Oleh karenanya kita harus bisa mengidentifikasi seluruh kerawanan Pemilu yang akan dijadikan referensi pengamanan yang dilakukan Polri di seluruh Indonesia," ujarnya. Hal ini bukan tugas yang baru bagi mantan Kapolda Jabar ini karena sebelumnya ia menjabat Wakil Kabaintelkam Polri.
Ada beberapa"wilayah yang"akan menjadi prioritas intelijen. Wilayah yang dinilai rawan gangguan keamanan itu di antaranya Aceh, Papua, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat. "Tentu itu kan daerah yang jadi prioritas dan itu kebijakan ditentukan pimpinan Polri. Karena itu, intelijen harus mampu memberikan masukan pada pimpinan terkait apa yang harus dilakukan. Mudah-mudahan persoalan itu dengan masukan yang cepat dari intelijen itu bisa berikan solusi permasalahan yang terjadi di lima provinsi tadi,"ujarnya.
Yang juga cukup menarik, nama mantan Ketua Mahkamh Konstitusi Mahfud MD juga dicalonkan oleh masyarakat. "Kami mendapat banyak input bahwa pak Mahfud layak dan bisa menjadi Kapolri," ujar anggota Komisi Kepolisian Nasional Edi Saputra Hasibuan, Senin (15/4).
Menurut Edi, memang ada kendala di tata aturan perundang-undangan yang mengganjal karena Mahfud bukan perwira polisi. "Namun respon masyarkat yang besar tentu bias jadi pertimbangan. Pak Mahfud juga pernah menjadi Menteri Pertahanan, dan pada dasarnya polisi itu jabatan non militer," katanya.
Kompolnas akan menyaring delapan nama dan merankingnya. Bulan depan, Kompolnas secara resmi akan menyampaikan usulan ke meja presiden. "Pro kontra silahkan, tapi Polri harus tetap solid," katanya.(rdl)
"Semua sudah terprogram seperti itu, sudah terjadwal dengan baik, tapi kondisinya adalah bagaimana mengamankan Pemilu 2014. Itu yang paling penting," ujar Timur usai melantik Kabaintelkam yang baru Irjen Suparni Parto di Mabes Polri, Senin (15/4).
Timur menjelaskan calon yang akan diajukan ke DPR RI merupakan hak presiden SBY. Namun, sebagai Kapolri dia akan mengusulkan nama. "Itu hak prerogratif presiden, saya selaku pimpinan Polri menyiapkan terutama bintang tiga-tiga itu yang nanti akan kita ajukan ke presiden sampai nanti siapa yang ditentukan,"kata alumni Akpol 1978 itu.
Meski begitu, Kapolri menjelaskan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi belum mulai bekerja. "Sekarang menyiapkan artinya memberikan pengalaman-pengalaman tugas termasuk mengupdate terus perkembangan situasi yang ada,"katanya.
Nama kandidat pengganti Timur Pradopo mulai mengemuka. Nama-nama jenderal polisi bintang dua dan bintang tiga pun mulai ramai dibicarakan. Dari jabatan yang dipegang jendral polisi bintang tiga, ada beberapa nama yang mulai muncul seperti Komjen Pol Sutarman yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim Polri.
Kemudian Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Anang Iskandar, serta Kalemdikpol Polri Komjen Pol Budi Gunawan. Juga, Kepala Badan Intelejen dan Keamanan (Kabaintelkam) Irjen Pol Suparni Parto yang otomatis akan segera naik pangkat ke bintang tiga.
Ditemui di tempat yang sama, Kabareskrim Komjen Sutarman mengungkapkan bahwa semua jendral polisi bintang tiga saat ini memiliki kesempatan yang sama untuk menempati kursi Kapolri. "Biarkan lah mekanisme pembinaan karir di Polri berjalan, semua bintang tiga punya hak untuk jadi kandidat," katanya.
Tapi Anda paling berpeluang? "Wah kok mincing-mancing. Nggak lah, itu kan media, sama semua kansnya sama," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri yang baru dilantik, Inspektur Jenderal Suparni Parto juga tak ingin mengomentari soal namnya masuk bursa pengganti Timur. Dia akan memfokuskan kerjanya pada pelaksanaan Pemilihan Umum 2014. Suparni mengatakan akan melakukan deteksi dini kerawanan yang ada di sejumlah daerah.
"Tugas saya di intelijen. Jadi, intelijen dalam tahun ini fokusnya itu Pemilu. Oleh karenanya kita harus bisa mengidentifikasi seluruh kerawanan Pemilu yang akan dijadikan referensi pengamanan yang dilakukan Polri di seluruh Indonesia," ujarnya. Hal ini bukan tugas yang baru bagi mantan Kapolda Jabar ini karena sebelumnya ia menjabat Wakil Kabaintelkam Polri.
Ada beberapa"wilayah yang"akan menjadi prioritas intelijen. Wilayah yang dinilai rawan gangguan keamanan itu di antaranya Aceh, Papua, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat. "Tentu itu kan daerah yang jadi prioritas dan itu kebijakan ditentukan pimpinan Polri. Karena itu, intelijen harus mampu memberikan masukan pada pimpinan terkait apa yang harus dilakukan. Mudah-mudahan persoalan itu dengan masukan yang cepat dari intelijen itu bisa berikan solusi permasalahan yang terjadi di lima provinsi tadi,"ujarnya.
Yang juga cukup menarik, nama mantan Ketua Mahkamh Konstitusi Mahfud MD juga dicalonkan oleh masyarakat. "Kami mendapat banyak input bahwa pak Mahfud layak dan bisa menjadi Kapolri," ujar anggota Komisi Kepolisian Nasional Edi Saputra Hasibuan, Senin (15/4).
Menurut Edi, memang ada kendala di tata aturan perundang-undangan yang mengganjal karena Mahfud bukan perwira polisi. "Namun respon masyarkat yang besar tentu bias jadi pertimbangan. Pak Mahfud juga pernah menjadi Menteri Pertahanan, dan pada dasarnya polisi itu jabatan non militer," katanya.
Kompolnas akan menyaring delapan nama dan merankingnya. Bulan depan, Kompolnas secara resmi akan menyampaikan usulan ke meja presiden. "Pro kontra silahkan, tapi Polri harus tetap solid," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilot Mengaku Dihantam Badai
Redaktur : Tim Redaksi