jpnn.com - MAKASSAR - Mahfud MD mengatakan bahwa pemilihan umum atau pemilu bukan sekadar hura-hura, tetapi mencegah orang jahat menjadi berkuasa.
Cawapres nomor urut 3 itu mengatakan hal tersebut dalam acara bertajuk "Bedah Gagasan & Visi Calon Pemimpin Bangsa" di Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/1).
BACA JUGA: Mahfud MD Beberkan Alasan Presiden Jokowi Tak Bisa Dimakzulkan
"Orang baik sekali itu tidak ada, relatif kebaikannya, tetapi kalau di dalam pemilu itu bukan untuk memilih orang baik, pemilu itu untuk menghindari orang jahat menjadi pemimpin. Ditimbang sendiri saja. Nah, itu hakikat sebenarnya pesan khusus filosofi dari adanya pemilu, bukan sekadar hura-hura," kata Mahfud MD.
Mahfud MD berharap masyarakat mencermati setiap pasangan capres-cawapres yang harus dipilih, sesuai dengan bisikan hati nurani dan nilai-nilai kebenaran.
BACA JUGA: 19 Jenderal Purnawirawan dan Ribuan Pensiunan Serahkan Tongkat Komando kepada Ganjar
"Yang selalu saya tekankan, saudara pilihlah dengan hati nurani. Ini pilihan mempertaruhkan masa depan Indonesia, pilihlah yang menurut anda baik calon-calon presiden dan wakil presiden," kata pendamping capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 itu.
Dia menilai saat ini banyak fenomena tekanan secara tidak langsung, di mana para pemilih diberikan bantuan dengan syarat untuk memilih calon-calon tertentu.
BACA JUGA: Hasto: Ganjar Berjalan Kaki Buat Ketemu Rakyat, Beda dengan Prabowo yang Naik Alphard Putih
"Nah, yang begitu kalau sulit dihindari ndak apa-apa, tetapi ketika nanti memilih, pilihlah sesuai dengan hati nurani kita. Karena gini, kalau orang memilih tidak sesuai hati nurani di dalam Al-Qur’an disebutkan orang itu seperti binatang, tidak layak jadi manusia," tuturnya.
Mahfud juga meminta agar masyarakat, terutama anak-anak muda harus benar-benar mempelajari visi misi setiap pasangan capres-cawapres dan melihat rekam jejaknya.
Kalau mau memilih pemimpin, visi yang dikaitkan itu harus dikaitkan dengan track record atau rekam jejak, pengalaman hidup.
“Ini, kan calon-calon punya pengalaman hidup sebelumnya dengan berbagai jabatan.”
Misal visi mengenai penegakan hukum. Mahfud meminta masyarakat menilai bagaimana track record pasangan calon tersebut dalam menegakkan hukum saat menjabat sebelumnya.
"Bagaimana perjalanan hidup dia? Menegakkan hukum atau melanggar hukum? Visi itu kan ditulis, tetapi dia sendiri betul menegakkan hukum atau tidak," ucap Mahfud MD. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu