Mahfud MD Tampil Memukau Saat Debat Cawapres, Pengamat: Manuver Gibran Tidak Berhasil

Selasa, 23 Januari 2024 – 07:41 WIB
Cawapres bernomor urut 3 di Pilpres 2024 Mahfud Md saat menyampaikan paparannya dalam debat cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman menilai sikap menyerang Gibran Rakabuming Raka pada cawapres lain sebagai bentuk upaya balas dendam dari kekalahan Prabowo Subianto pada debat sebelumnya.

“Kalau saya melihat langkah agresif cenderung menyerang dari Gibran ini untuk membalas dalam debat capres kemarin ketika Prabowo terkesan emosional dan kalah dalam debat terkait dengan isu kepemilikan lahan dan transparansi anggaran Kemenhan RI,” ujar Airlangga, Senin (22/1/2024).

BACA JUGA: Pengamat Sebut Gibran Pertontonkan Atraksi Gimmick yang Tidak Patut dalam Debat

Sayangnya, serangan Gibran pada Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar justru berbalik pada dirinya sendiri.

“Manuver Gibran dalam debat minggu malam itu tidak berhasil dalam menjatuhkan lawan, baik Cak Imin maupun Prof Mahfud. Namun, justru memperlihatkan persoalan etis, etiket (tata krama) dan ketidakmampuan memahami persoalan,” ujar Airlangga.

BACA JUGA: Dukung Paslon 03 Ganjar-Mahfud, Slank Buatkan Lagu 

Menurut Airlangga, publik bisa menyaksikan saat ketika Gibran berusaha menjatuhkan Cak Imin dengan menyebut nama Tommy Lembong.

"Jelas tidak ada fakta, dan memperlihatkan minusnya tata krama dengan menyebut orang lain dengan tujuan menjatuhkan orang," tegasnya.

BACA JUGA: Tampil Memukau, Mahfud Layak Dinobatkan sebagai Pemenang Debat Cawapres

Blunder serangan Gibran selanjutnya adalah ketika Gibran menanya Mahfud MD terkait greenflation.

"Justru jawaban Prof Mahfud dalam hal ini benar, kultur Madura yang terbiasa dalam melakukan recycle barang ekonomi dan mengelolanya bagi ekonomi hijau, justru memiliki peran sebagai cultural capital (modal budaya) yang penting untuk menurunkan inflasi hijau," tegas Airlangga.

Airlangga juga menilai penjelasan Gibran yang terkesan menggurui Mahfud malah tidak memberikan kejelasan.

Hal itu muncul ketika Gibran tidak berangkat dari penjelasan langsung lompat pada contoh demontrasi Rompi Kuning di Prancis.

"Sudah tepat ketika Prof Mahfud menyatakan pertanyaan dan pernyataan recehan untuk jawaban Gibran," ujar Airlangga.

Airlangga menilai Debat Cawapres itu telah membuka kedok yang selama ini dibangun oleh Gibran.

“Hal ini justru menunjukkan lemahnya etika, etiket dan kegagalan memahami persoalan dari Gibran yang membongkar kamuflase kesantunan yang selama ini ditampilkan," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai penampilan Calon Wakil Presiden nomor 3, Mahfud MD pada debat minggu malam itu memukau.

“Mahfud, seperti biasa, tampil memukau. Penguasaan materi, cara menyampaikan, data yang disajikan dan menopang visi mereka dengan rekam jejak keberhasilan. Pak Mahfudz layak dinobatkan sebagai pemenang dalam debat ini,” kata Ray.

Sikap Mahfud menunjukkan kematangan dan kapasitasnya sebagai calon pemimpin. Debat minggu malam itu dengan tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, Masyarakat Adat dan Desa. Dengan pengalamannya, keahliannya di bidang Hukum, Mahfud mampu menjawab pertanyaan secara terstruktur.

Balas Dendam

Jika dibandingkan dengan dua cawapres lain, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, Gibran paling banyak mendapat sorotan.

“Seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua cawapres atau ke 4 sebagai ajang "balas dendam".

"Balas dendam" atas situasi debat sebelumnya yang menimbulkan banyak tangis di kalangan pemilih 02. Dan minggu malam itu, suasana itu terlihat dengan jelas,“ tegas Ray.

Ray yang juga Direktur Eksekutif LIMA ini menilai, Gibran bersifat terbuka dan bahkan cenderung menyerang. Sementara 01 dan 03 lebih bersifat defensif. Banyak sindiran-sindiran 02 dilontarkan kepada 01 dan 03.

“Mungkin karena terlalu bersemangat itulah, Gibran akhirnya mendapat 2 kali teguran moderator. 1. Soal etika podium, 2. Soal tata cara bertanya,“ ujar Ray.

Selain itu, ada gerakan seolah sedang mencari-cari sesuatu di sekelilingnya yang menandakan Gibran sedang mencari-cari jawaban Mahfudz atas pertanyaan Gibran.

Tampaknya, sikap Gibran ini banyak mendapat perhatian netizen dianggap sebagai terlalu bersemangat.

Sementara itu, Cak Imin jauh lebih siap. “Sekalipun diledek Gibran karena baca catatan, tetapi jelas ada perkembangan dari debat pertama,“ ujar Ray.

Dua celetukan Cak Imin pun cukup menggelitik, yaitu  tentang putusan-catatan Mahkamah Konstitusi (MK) dan keberlanjutan kekuasaan.

“Cak Imin menjawab ledekan Gibran dengan bahasa canda yang penuh makna,“ tegas Ray.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler