jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan kapal ikan China sudah berada di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Masih melintas tetapi sudah di luar Zona Ekonomi Eksklusif kita," kata Mahfud seusai dialog kebangsaan dengan tema "Merawat Persatuan, Menghargai Perbedaan" di Auditorium Prof KH Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa (14/1).
BACA JUGA: Kapal Tiongkok Berseliweran Lagi di Natuna
Rencananya, Rabu (15/1) Mahfud akan berkunjung ke Kabupaten Natuna. Namun, ia mengaku kunjungannya itu kunjungan kerja biasa. "Ada rapat dengan Pemda (Natuna)," kata dia.
Setidaknya 50 perahu nelayan China yang dikawal kapal penjaga (coastguard) memasuki wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia pertengahan Desember 2019.
BACA JUGA: Indonesia-Tiongkok Mustahil Kerja Sama di ZEE Natuna
Otoritas Indonesia melalui Bakamla dan kapal milik TNI sempat melakukan pengusiran, tetapi perahu nelayan dan kapal penjaga China menolak ke luar dari perairan Indonesia.
Beberapa hari setelah insiden itu, Pemerintah Indonesia melayangkan nota protes terhadap Pemerintah China.
BACA JUGA: PBB: Kekerasan terhadap Demonstran di Iran Sangat Mengerikan
"Indonesia tidak memiliki 'overlapping jurisdiction' (tumpang tindih yurisdiksi, red) dengan China. Indonesia tidak akan pernah mengakui 'nine dash-line' China karena penarikan garis tersebut bertentangan dengan UNCLOS sebagaimana diputuskan melalui Ruling Tribunal UNCLOS tahun 2016," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI beberapa hari setelah insiden tersebut.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksda TNI Yudo Margono mengaku kapal dan perahu nelayan China telah ke luar dari perairan Indonesia pada Minggu (12/1). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan