Mahfud Silaturahmi dengan 18 Ponpes di Medan dan Luruskan Masalah Politik

Senin, 29 Januari 2024 – 12:08 WIB
Cawapres nomor urut tiga pada Pemilu 2024, Mahfud MD ketika bersilaturahmi dengan ponpes di Medan. Dok: tim media Ganjar-Mahfud.

jpnn.com, MEDAN - Cawapres nomor urut tiga pada Pemilu 2024, Mahfud MD bersilaturahmi dengan 18 ponpes dari Sumatera Utara di Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara.

Dalam sambutannya, Mahfud meluruskan pemahaman masyarakat yang salah mengenai sikap atau kegiatan berpolitik itu kotor bahkan dianggap sebagai sumber permusuhan di tengah kehidupan.

BACA JUGA: Sadarestuwati PDIP: Ganjar-Mahfud Kandidat Terbaik

“Di kalangan masyarakat awam bahkan di pesantren-pesantren ada pernyataan di masa lalu bahwa berpolitik itu dosa, berpolitik itu kotor. Oleh sebab itu, dulu orang pesantren tidak banyak ikut ke politik karena politik dianggap sumber permusuhan,” kata Mahfud dalam siaran persnya, Senin (29/1).

Dia menyebut pemahaman tersebut keliru karena di dalam ajaran Islam disebutkan hal sebaliknya, yakni berpolitik justru sebagai tugas yang mulia apabila berdampak positif terhadap orang lain.

BACA JUGA: TPN Kampanyekan Ganjar-Mahfud di Kuningan

Selain itu, Mahfud menjelaskan bahwa setiap orang sebenarnya melakukan kegiatan berpolitik sejak dilahirkan ke dunia karena mereka langsung tercatat menjadi warga negara di salah satu negara yang ada di dunia ini.

“Sebenarnya, di dalam ilmu politik maupun di ajaran Islam itu sendiri, berpolitik itu adalah satu tugas mulia. Politik itu artinya kekuasaan negara dan tidak ada seorang pun lahir ke dunia ini yang tidak ada dalam negara,” ujarnya.

BACA JUGA: Kampanye Akbar di Simalungun, Ganjar-Mahfud Mempermudah Pendirian Rumah Ibadah

Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun bersama perwakilan santri dan pengurus 18 pesantren dari berbagai daerah di Sumatera Utara.

Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh politikus nasional maupun daerah, seperti di antaranya adalah Yasonna Laoly yang menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan turut memberikan pidato sambutan dalam acara kali ini.

“Seperti yang disampaikan Pak Yasonna dan Buya Ali Akbar Marbun. Di dalam bernegara itu ada perbedaan-perbedaan. Tidak ada satu negara pun yang monolitik. Pasti ada perbedaan. Di situlah tugas negara itu mempersatukan,” kata Mahfud.

Oleh karena itu, dia mengatakan ilmu politik juga dipelajari dalam agama Islam melalui fiqhus siyasah yang meliputi ajaran tentang tata cara berpolitik hingga berkonstitusi dalam satu negara.

Sehingga, Mahfud menyimpulkan bahwa menurut Islam, bernegara adalah suatu keharusan seperti halnya beragama, bahkan keduanya dianalogikan sebagai dua saudara kembar oleh Imam Al Ghazali.

“Kalau ingin beragama dengan baik, kamu harus punya negara. Kalau kamu ingin bernegara dengan baik, harus dibimbing oleh agama,” tutur cawapres yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo itu. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... PMI Wanita di Saudi Arabia Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler