jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Mahyudin mengingatkan, di negara maju banyak penjara yang tutup karena tidak ada penghuninya. Sedangkan di Indonesia sebaliknya, di sini hampir seluruh penjara semuanya penuh bahkan over kapasitas.
Over kapasitas penjara, ini terjadi bukan semata-mata karena angka kejahatan di Indonesia, itu tinggi. Tetapi persoalan itu juga muncul karena pendidikan karakter di Indonesia tidak mendapat perhatian besar, sebagaimana negara-negara maju. Selain itu, sikap-sikap keteladanan yang mestinya ditunjukkan oleh para pemimpin, ternyata susah ditemukan.
BACA JUGA: Fluktuasi Harga BBM Bukanlah Pelanggaran Konstitusi
"Nyatanya, banyak pemimpin yang terjerat korupsi. Wakil Rakyat, Gubernur sampai Bupati dan Wali kota sudah banyak yang tertangkap oleh KPK. Padahal, sikap dan tindak tanduknya, dilihat, diperhatikan dan ditiru oleh masyarakat,” kata Mahyudin di hadapan siswa-siswi SMAN Unggulan 3 Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Tiimur, Selasa (16/10).
Pernyataan itu disampaikan Mahyudin saat membuka kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR, di kalangan guru dan siswa SLTA se Tenggarong. Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah "Keunggulan SDM, Dimulai Dari Pendidikan Karakter."
BACA JUGA: Membangun Pemilu 2019 yang Damai dan Bermartabat
Persoalan pendidikan karakter yang saat ini menimpa Indonesia, menurut Mahyudin tak lepas dari rendahnya mutu pendidikan. Buktinya, dari ribuan perguruan tinggi di sini, hanya ada tiga universitas saja yang masuk ke golongan 500 perguruan tinggi terbaik di dunia.
"Karena itu pembangunan sekolah unggulan harus menjadi prioritas. Meskipun yang benar, seluruh sekolah itu harusnya adalah sekolah unggulan,” kata Mahyudin menambahkan.
BACA JUGA: Wakil Pimpinan MPR: Indonesia Masih Konsumtif
Pada akhir sambutannya, Mahyudin mengingatkan agar bisa bersaing dan mengejar ketertinggalannya dari negara maju, para siswa harus mau bekerja keras, pantang berputus asa dan terus berdoa kepada Allah SWT.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR: Kita Pancasila, Bukan Kapitalisme!
Redaktur : Tim Redaksi